Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Pola Konsumsi Ramah Lingkungan

Tas Ramah Lingkungan 
            Kehidupan manusia semakin dibanjiri dengan berbagai benda. Industrialisasi dan majunya tekhnologi membuat kita semakin dilimpahi bermacam-macam pilihan produk untuk memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya. Berbagai benda mengisi kamar mandi, dapur sampai ruang tidur kita. Gaya hidup, termasuk pola konsumsipun berubah. Semula manusia hanya memakai benda-benda yang hanya mencukupi sesuai dengan kebutuhannya, tapi karena industrialisasi menuntut adanya perkembangan perekonomian maka manusia diajak menuju pola konsumsi yang tidak terkendali (baca: rakus). Manusia didorong untuk makan ini dan makan itu, minum ini dan minum itu, memakai ini dan memakai itu, dan seterusnya tiada akhir kecuali manusia sudah makan tanah (baca: mati).

            Hal ini berdampak secara tidak langsung kepada pemanasan global (global warming). Pola konsumsi yang tinggi sedikit banyak telah menjadi penyokong tersebarnya karbondioksida sang biang kerok pemanasan global.

            Pembeli atau konsumen adalah raja. Sebagai raja kita mempunyai kekuasaan penuh memilih barang-barang yang akan kita gunakan. Maka dari itu kita tinggal memilih mengikuti arus perkembangan ekonomi yang tidak terkendali dengan pola konsumsi tinggi yang mengakibatkan rusaknya bumi kita ataukah kita akan memilih menahan diri?

           Untuk menentukan masa depan bumi kita yang tercinta hendaknya kita cerdas dalam mengkonsumsi produk dengan melakukan perubahan pola konsumsi dan gaya hidup. Dengan demikian diharapkan akan mengurangi penggunaan sumber daya baik listrik, bahan bakar, air, dan bahan mentah. Langkah awal perubahan gaya hidup antara lain dengan memilih produk-produk ramah lingkingan. Produk-produk ramah lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung akan menghambat laju pemanasan global.

         Tips memilih produk yang sehat dan ramah lingkungan :
  • Belilah produk lokal
            Memakai produk lokal berarti mengurangi emisi karbon.

            Lho kok bisa?

            Karena produk lokal tidak perlu didatangkan dari tempat yang jauh. Sedangkan produk impor haruslah didatangkan dari tempat yang jauh, dengan demikian memerlukan bahan bakar fosil (minyak bumi) yang akan melepaskan CO2 (karbondioksida). Disebutkan dari suatu sumber jika 1 juta orang beralih ke makanan produksi lokal selama setahun saja, kita dapat mencegah terlepasnya 625.000 ton CO2 ke atmosfer.

            Hmmm...hebat ya!
          
            Produk makanan lokal juga memperkecil resiko terhadap pemakaian berbagai zat pengawet. Makin jauh asal produk makanan maka makin jauh jarak dan makin lama waktu tempuh pengiriman. Jadi, produsen makanan harus memberi zat pengawet yang lebih banyak agar produk tetap dapat dikonsumsi setelah sampai dilokasi.
Semula manusia hanya memakai benda-benda yang hanya mencukupi sesuai dengan kebutuhannya, tapi karena industrialisasi menuntut adanya perkembangan perekonomian maka manusia diajak menuju pola konsumsi yang tidak terkendali (baca: rakus).

            Penggunaan produk lokal juga menyokong dinamika ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Disisi lain kita juga dapat mengurangi pengeluaran devisa negara untuk mengimpor.

  • Pilihlah produk pangan organik
            Mengapa pertanian organik yang menghasilkan produk pangan organik perlu didukung? Ini dikarenakan pertanian organik tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida. Sedangkan pupuk kimia dan pestisida untuk memproduksinya menggunakan bahan bakar fosil. Harga makanan organik sekarang memang masih relatif mahal, tetapi jika semakin banyak orang yang mengkonsumsinya produksi bahan makanan organik dapat meningkat otomatis harga semakin dapat ditekan. Keuntungan lain menggunakan produk makanan organik adalah lebih sehat bagi tubuh. Disamping itu juga kita dapat mendukung ekonomi rakyat, karena kebanyakan produk pangan organik banyak dilakukan oleh para petani dan peternak lokal.

  • Kurangi konsumsi daging
            Menurut Food And Agriculture Organization (FAO) pada tahun 2006 mencatat industri peternakan dunia menjadi penyumbang gas rumah kaca yang cukup besar melebihi emisi kendaraan bermotor sedunia. Kotoran sapi ikut menghasilkan emisi N2O dan pembusukannya menghasilkan CH4. Menurut FAO di dunia setidaknya ada 1 milyar sapi dan kerbau bersama 1,7 milyar domba dan kambing. Populasi hewan ternak tumbuh cepat seiring dengan kian tingginya permintaan akan daging. Hewan ternak ini membutuhkan lahan yang luas, air, dan energi. Dengan mengurangi konsumsi terhadap daging bukan berarti kita tidak bisa memperoleh protein yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Sumber protein tidak hanya diperoleh dari daging sapi saja tapi juga melalui makanan bergizi lainnya seperti ayam, ikan, dan juga olahan kedelai seperti tahu dan tempe.

  • Tips lainnya
  1. Belilah buah dan sayur sesuai musim. Karena kalau sedang tidak musim biasanya produk pangan didatangkan dari tempat yang jauh atau sudah disimpan dalam jangka waktu yang lama. Otomatis yang demikian akan lebih mahal harganya dibanding produk pangan yang sesuai musim.
  2. Utamakan mengkonsumsi bahan makanan segar daripada yang sudah diproses (kalengan, memakai pengawet atau olahan). Produk makanan yang diproses (olahan) memerlukan energi yang lebih besar dan menghasilkan emisi gas rumah kaca. Manfaat lain yang tidak bisa kita pungkiri, makanan segar lebih sehat dan tidak banyak mengandung zat kimia tambahan.
  3. Apabila memungkinkan manfaatkan semaksimal mungkin semua bagian-bagian bahan makanan agar mengurangi sampah. 
  4. Mengutamakan makanan pokok beras dan makanan pokok alternatif yang ditanam di Indonesia seperti singkong, jagung lokal dan sagu. Jangan hanya karena "sok nggaya" (baca: minder wardeg) dan ingin diberi predikat manusia modern akhirnya makan roti yang terbuat dari gandum. Perlu diketahui gandum tidak ditanam di Indonesia sehingga harus diimpor yang pada akhirnya mengkonsumsi bahan bakar fosil untuk pengangkutannya. Selain roti, mie juga terbuat dari gandum.
  5. Jika memungkinkan belilah produk dengan jumlah/volume/ukuran yang lebih besar. Produk berukuran lebih besar jelas lebih murah bila dihitung per satuan berat dan perlu pembungkus lebih sedikit.
  6. Hindari menggunakan produk sekali pakai kecuali pada saat darurat. Sebisanya carilah produk yang bisa dipakai berulang kali.
  7. Hindari membeli produk dengan bungkus berlapis-lapis.
  8. Kalau memungkinkan, belilah produk yang multi guna (misalnya pembersih serba guna). Jika satu produk bisa dipakai untuk beberapa kegunaan, buat apa membeli 2, 3 atau 4 produk yang berbeda? Belilah produk yang tahan lama agar tidak perlu sering-sering membeli yang baru.
  9. Berbelanjalah disekitar tempat tinggal Anda. Lebih hemat bahan bakar dan hemat waktu.
  10. Bila memungkinkan, belilah produk hasil daur ulang atau yang dapat didaur ulang seperti contohnya kemasan yang dapat didaur ulang. Tanda kemasan yang dapat didaur ulang adalah adanya gambar panah saling kejar, lambang daur ulang.
  11. Belilah detergen bubuk karena lebih ramah lingkungan daripada detergen cair. Detergen bubuk mempunyai kandungan air yang sedikit sehingga lebih mudah diangkut ke berbagai tempat. Sebagian kemasan detergen bubuk menggunakan kardus yang dapat terurai. Jika membeli detergen berkemasan plastik, pilih yang kemasannya bertanda daur ulang.
  12. Gunakan sapu tangan atau lap sehingga tidak perlu membeli tisue. Bahan dasar tisue diambil dari kayu hutan. 
  13. Belilah minuman dalam kemasan botol, jangan dalam kemasan kaleng. 60 % kaleng minuman terbuat dari aluminium baru (bijih besi bauksit yang ditambang) dan 40 % nya dari aluminium daur ulang. Energi yang dipakai dalam proses pembuatannya satu kaleng adalah setara dengan jumlah energi untuk menyalakan lampu pijar 50 watt selama 42 jam.
  14. Hindari produk berkemasan  botol plastik. Plastik tersebut, dibuat dari minyak tanah dan gas alam. Energi yang dipakai dalam pembuatannya setara dengan energi yang dipakai untuk menyalakan lampu pijar 50 watt selama 16 jam. Disamping itu plastik juga sangat sulit terurai bahkan dapat didaur ulang hanya beberapa kali saja.
  15. Hindari konsumsi produk berbentuk semprotan aerosol, misalnya pembasmi serangga, deodoran, cat semprot dan lain lain. Sebagian produk tersebut masih menggunakan CFC (clorofluorocarbon) yang selain merusak lapisan ozon di bumi juga termasuk Gas Rumah Kaca.

Daftar Pustaka
  • Hidup Hirau Hijau - Langkah Menuju Hidup Ramah Lingkungan oleh Ahmad Arif, Indira Permanasari, Rudy Badil - Penerbit KPG bekerja sama dengan PT Unilever Indonesia Tbk.

 Tahukah Anda ?
2003-2005 telah terjadi 1.429 bencana di Tanah Air.53,2%nya berkaitan dg iklim & hidrologi spt banjir, longsor, kekeringan, angin topan ....meningkat 4 kali sejak thn 1950-1960 ...luas hutan bakau di pesisir pantai menyusut terus dari 5.209.543 ha (1982) menjadi 2.496.185 ha (1993) ..sekarang tinggal berapa ya? Ancaman pemanasan global bukan lagi sesuatu yang jauh, tapi SUDAH DEKAT AKAN MENGETUK PINTU-PINTU RUMAH KITA...

Silahkan berkomentar untuk menjalin persahabatan di dunia maya. Komentar Anda adalah kehormatan bagi saya. Marilah melatih kekayaan hati. Peristiwa biasa terkadang adalah sesuatu yang besar, sangat mendasar dan perlu dipersoalkan. 
Terima kasih telah menghentikan kesibukan Anda untuk berkunjung.
www.sketsarumah.com
www.sketsarumah.com Sederhana itu Lebih - Less is More. Desain bukanlah menambah-nambah biar berfungsi, tetapi desain adalah menyederhanakan agar berdaya guna.

Posting Komentar untuk "Pola Konsumsi Ramah Lingkungan"

Menjadi Penulis Terampil
Hanya dari kebiasaan menulis sederhana
Motivasi Menulis

Gimana nih! memulai menulis

Motivasi Menulis
Kejutan dulu,
lalu Keteraturan

Bahasa Indonesia
Belajar
tentang Kalimat

Motivasi Menulis

Merekam objek ide tulisan

Bahasa Indonesia
Belajar
Menulis Artikel

Bahasa Indonesia
Belajar
tentang Kata

Motivasi Menulis
Agar Menulis
tidak Lumpuh

Bahasa Indonesia
Belajar
Gaya Bahasa

menulis.sketsarumah.com
Seputar #sejarahislam #biografi #salafushshalih #caramenulis #deskripsi , #eksposisi , #artikel , #essay , #feature , #ceritanyata , #cerpen nonfiksi , #novel nonfiksi , #kisah inspiratif , #biografi inspiratif di studio www.sketsarumah.com.

Ikuti yuk!
Telegram: t.me/menulissketsarumah_com
Twitter: twitter.com/menulisketsarmh

Simpan yuk!
WhatsApp: wa.me/+6285100138746 dengan nama: www.sketsarumah.com