Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

#06 Analisis Deskripsi "Sepotong Senja di Pondok Pesantren"

            Dalam Deskripsi tersebut penulis berhasil menggambarkan suasana pondok pesantren di waktu senja. Kita telah 'melihat' apa yang dilihat penulis, kita juga 'mendengar' apa yang didengarnya, bahkan kita 'merasakan' dingin yang mulai merasuk ke dalam kulit kita dan 'mencium' bau gorengan mendoan yang tercium oleh penulis. Dan, terselip pula fakta-fakta potongan realita yang ironis seperti, 

            "... karena banyaknya santri yang kelaparan dan kekenyangan lalu-lalang di situ."

            Pengembangan berdasarkan apakah yang dipaparkan dalam tulisan tersebut?

         Yups, pengembangan spasi (ruang) dan waktu secara bersamaan. Setelah kesan pertama di paragraf pertama, penulis menjelaskan apa-apa yang sedang dihadapannya, kemudian sebelah kiri, dan lanjut makin ke kiri (barat) dan kembali ke kanan (timur). Disela-sela itu pula menjelaskan apa-apa yang dia lihat, dengar, rasa, dan cium baunya dan berdasarkan pengembangan waktu.

Pengembangan waktu
            Jelaslah bahwa, dalam tulisan "Sepotong Petang di Pondok Pesantren" terdapat perjalanan waktu dari siang hari, kemudian sore pukul lima yaitu waktu pengamatan, lalu menjelang maghrib dan sampai malam hari ketika penulis sudah tidak ada di pondok pesantren. Itulah pengembangan waktu itu.

            Penulis mulai melakukan observasinya di siang hari, yang diceritakan dalam bentuk "kilas balik" atau "flash back" atau mengisahkan apa-apa yang telah terjadi pada waktu sekarang atau waktu pengisahannya. Kemudian penulis memaparkan keadaan sekarang yaitu sore hari. Dan terakhir penulis membeberkan masa akan datang yaitu malam hari. Apakah penulis ada di pondok pesantren ketika malam hari? Rasanya tidak. Akan tetapi penulis merasa yakin bahwa itulah yang terjadi berdasarkan informasi dari santri yang ada malam hari di pondok pesantren.

        Ungkapan-ungkapan waktu itu adalah transisi yang memisahkan bagian-bagian tulisan, sekaligus mennyatukannya sehingga terjadi kesatu-paduan (unity).

Bias
            Penulis berhak menulis apa-apa yang akan ditulisnya dan apa-apa yang tidak. Tidak semua yang dia observasi ditulisnya. Inilah yang namanya Bias (akan dijelaskan secara khusus tentang Bias).

Nada
            Penulis juga memilih Nada tertentu untuk menyertai apa-apa yang ditulisnya. Dalam hal ini dia memilih nada 'kesederhanaan'. Santri dikaitkan dengan 'kelaparan', dinding asrama yang pecah dan berlobang, lapangan futsal beralas tanah beratap langit, lapangan basket yang tidak rata, dan hiburan satu-satunya, Pilihan kata-kata ini menghasilkan nada 'kesedehanaan' gaya hidup santri, bahkan lebih dari itu ada nada "nelongso" atau "kasihan".

            Bahasan tentang Nada akan dijelaskan pula pada bahasan khusus.

Akhir mengait awal
            Apapun yang kita tulis, hal 'akhir mengait awal' ini akan membuat tulisan 'enak dibaca'. Penulis berusaha mengakhiri tulisan dengan mencari dan menemukan cara yang logis untuk mengakhiri Deskripsi. Yaitu pada kalimat, 

            "Mereka mengumpulkan energi untuk menghadapi belajar mengajar esok hari."

Ragangan
            Ragangan (kerangka) Deskripsi Ekspositori berdasar pengembangan waktu, pada dasarnya mempunyai ragangan sebagai berikut :

1. Kesan pertama, yaitu keadaan sekarang.

2. Observasi sistematis keadaan sekarang, biasanya menggunakan pengembangan ruang (spasi), dan terkadang membandingkan dengan keadaan sebelumnya.

3. Akhir, yaitu keadaan yang akan datang, berisi pengetahuan mengenai bagaimana keadaan itu nantinya, sesudah waktu berjalan dan suasana berubah.

            Dengan ragangan seperti tersebut, ada banyak sekali obyek yang dapat ditulis, seperti ; Suatu senja di pantai Krakal, Gunung Kidul, Pasar Kedu ketika berangkat tidur, Akhir sebuah Pabrik Jamur, dan sebagainya.

            Tuliskanlah satu!
www.sketsarumah.com
www.sketsarumah.com Sederhana itu Lebih - Less is More. Desain bukanlah menambah-nambah biar berfungsi, tetapi desain adalah menyederhanakan agar berdaya guna.

Posting Komentar untuk "#06 Analisis Deskripsi "Sepotong Senja di Pondok Pesantren""

Menjadi Penulis Terampil
Hanya dari kebiasaan menulis sederhana
Motivasi Menulis

Gimana nih! memulai menulis

Motivasi Menulis
Kejutan dulu,
lalu Keteraturan

Bahasa Indonesia
Belajar
tentang Kalimat

Motivasi Menulis

Merekam objek ide tulisan

Bahasa Indonesia
Belajar
Menulis Artikel

Bahasa Indonesia
Belajar
tentang Kata

Motivasi Menulis
Agar Menulis
tidak Lumpuh

Bahasa Indonesia
Belajar
Gaya Bahasa

menulis.sketsarumah.com
Seputar #sejarahislam #biografi #salafushshalih #caramenulis #deskripsi , #eksposisi , #artikel , #essay , #feature , #ceritanyata , #cerpen nonfiksi , #novel nonfiksi , #kisah inspiratif , #biografi inspiratif di studio www.sketsarumah.com.

Ikuti yuk!
Telegram: t.me/menulissketsarumah_com
Twitter: twitter.com/menulisketsarmh

Simpan yuk!
WhatsApp: wa.me/+6285100138746 dengan nama: www.sketsarumah.com