Pelatuk
Ibarat selaras senapan yang sudah berisi amunisi, tinggal menarik pelatuk saja, ia segera menyalak. Istilah ini dipopulerkan oleh seorang penulis kondang, yang mengibaratkan seorang penulis akan mulai menulis jika menemukan "pelatuk" batinnya dan menariknya.
Seperti misalnya suatu saat, tiba-tiba seorang tukang bangunan berkata penuh kebimbangan, "Duh, bagus gak ya nanti jadinya?"Namun sangat aneh seorang tukang bangunan mempunyai keinginan dan harapan seperti seorang Arsitek? Ini adalah hal yang manusiawi sekali. Dan ini merupakan pemicu yang baik untuk segera menarik "pelatuk" batin seorang penulis.
Atau misalkan, polemik masalah butuhnya seseorang terhadap ijazah atau serifikat untuk melanjutkan fase kehidupan seseorang setelah sekolah.
Contoh lainnya, seseorang ingin melanjutkan studinya di Saudi Arabia akan tetapi ingin bekerja di suatu perusahaan disana. Penulis ter"gelitik" untuk menulisnya tetapi dari sisi dunia usaha, karena penulis menggeluti hal tersebut.
Pelatuk tersebut ternyata telah sketsarumah.com tarik sendiri hingga menghasilkan tulisan Artikel Eksposisi dengan rasa Narasi berjudul "Selembar Kertas Menyesatkan". Pembaca akan terkesan karena dialog-dialog di dalamnya dengan tokoh utama Ngadiman. Rekaman objek dalam Artikel tersebut sangat sempurna terekam dan terungkap karena objeknya adalah penulis sendiri. Rekaman tersebut dikeluarkan kembali oleh penulis dijadikan alat-alat bantu Artikel untuk membuktikan kebenaran pendapat atau tesisnya.
Pelatuk, hakikinya adalah momen-momen puncak inspirasi menulis disebabkan suatu sebab. Sekecil apapun sebab tersebut, akan mampu membuat seorang penulis yang telah terbiasa mengasah mata hatinya untuk menulis.
Posting Komentar untuk "Pelatuk"