"... kuambil kepalanya dan kuletakkan di atas tombakku, lalu kutancapkan ke tanah, maka kubertakbir." (27 H)
Lalu Masuk Tahun 27 H
Al-Waqidi dan Abul Masy’ar (tarikh at-Thabari 4/256) berkata, “Pada tahun ini Utsman melengserkan Amr bin Al-Ash dari jabatannya sebagai gubernur Mesir lalu menggantikan posisinya dengan Abdullah bin Sa'ad bin Abi Sarh, Abdullah sendiri adalah saudara seibu dengan Utsman dia juga orang yang dijamin keamanannya oleh Utsman pada pembukaan Mekkah ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membolehkan darahnya untuk ditumpahkan. Ibnu Abi Sarh juga merupakan salah satu penulis wahyu namun setelah itu dia murtad, oleh karenanya darahnya diperbolehkan untuk ditumpas pada pembukaan kota Mekkah. Dan (pengangkatan Abdullah bin Abi Sarh) merupakan salah satu keputusan yang membuat Utsman tidak disukai oleh orang-orang."
Perang Afrika
Utsman menitahkan Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh untuk berperang ke benua Afrika (utara). Utsman juga menjanjikan bilamana Allah membukakan benua ini melalui tangannya maka dia akan diberi seperlima dari seperlima harta ghanimah sebagai tambahan.
Abdullah pun berjalan menuju Afrika bersama 10.000 pasukan (ada pendapat lain terkait jumlah pasukan, lihat tarikh at-Thabari 4/256 dan al-Kamil 3/89). Ibnu Abi Sarh berhasil menaklukkan baik dataran rendah atau tinggi Afrika, serta berhasil menumpas penduduknya (yang membelot) dalam jumlah yang begitu banyak. Kemudian sebagian penduduknya bersama-sama untuk menyatakan ketaatan dan keislamannya, dan akhirnya keislaman mereka semakin bagus. Baru setelah itu Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh mengambil seperlima dari seperlima harta ghanimah tersebut, lalu mengirim empat perlimanya ke Utsman, dan membagi empat perlima yang lain dari ghanimahnya kepada para pasukan. Maka, pasukan berkuda mendapat tiga ribu dinar, adapun pasukan kaveleri mendapat seribu dinar.
Al-Waqidi (tarikh at-Thabari 4/256) berkata, “Ibnu Abi Sarh juga membuat perjanjian damai dengan komandan pasukan Afrika dengan 2550 dinar, maka Utsman membagikan semuanya dalam sehari kepada keluarga Al-Hakam. Ada juga yang berkata kepada keluarga Marwan."
Perang Andalusia
Ketika Afrika berhasil ditaklukkan, Utsman mengutus Abdullah bin Nafi’ bin Al-Hushain dan Abdullah bin Nafi’ bin Abdu Qais (pada naskah asli disebutkan Al-Hushain dan Abdu Qais, namun dalam naskah tercetak disebut Abdu Qubais dan Abdullah bin Nafi’ Al-Hushain Al-Fihrain, tentang hal ini silakan merujuk ke tarikh at-Thabari 4/255, dan al-Kamil) secara langsung ke Andalusia. Maka, keduanya pergi ke sana melalui jalur laut.
Utsman juga menulis kepada yang ikut serta ke Andalusia, “Sesungguhnya Konstantinopel hanya bisa ditaklukkan melalui jalur laut, dan bilamana kalian berhasil menaklukkan Andalusia maka kalian akan berserikat dengan mereka yang menaklukkan Konstantinopel di akhir zaman nanti dalam hal pahala. Was salam.”
Merekapun bertolak ke Andalusia dan berhasil menaklukkannya. Wa lillahil hamdi wal minnah.
Pertempuran Jurjair (dalam naskah asli Jurjain, lihat tarikh Thabari 4/256, wilayah Maroko) koalisi Barbar melawan kaum muslimin
Ketika kaum muslimin bertolak ke Afrika, jumlah mereka saat itu sepuluh ribu. Dan yang memimpin mereka adalah Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh, dalam pasukan juga ada
- Abdullah bin Umar (lihat Tarikh Khalifah 1/164, dan Tarikh Islam hal. 318),
- Abdullah bin Amr bin Al-Ash (lihat Tarikh Khalifah 1/164, dan Tarikh Islam hal. 318), dan
- Abdullah bin Az-Zubair.
Telah menghadang pasukan kaum muslimin oleh Raja Barbar Jurjair bersama 110.000 pasukan, ada pula yang mengatakan 200.000.
Tatkala kedua belah pasukan saling melihat, Raja Barbar memerintahkan pasukannya menyerang, lalu merekapun berhasil mengepung kaum muslimin secara mengejutkan.
Maka, kaum muslimin berdiri di sebuah posisi yang tak terlihat lebih mencekam dan mengerikan bagi mereka dibanding saat itu.
Abdullah bin Az-Zubair berkata, “Maka, aku melihat ke arah Raja Jurjair dan belakang barisan (pasukan) dalam keadaan sedang menaiki seekor birdzaun (persilangan antara kuda dan keledai) bersama dua budak perempuan yang sedang menaunginya dengan anyaman bulu merak. Akupun menemui Abdullah bin Sa’ad bin Abi Sarh, aku meminta kepadanya agar mengutus bersamaku orang yang dapat melindungiku untuk menuju ke Raja Jurjair. Maka, Ibnu Abi Sarh mempersiapkan untukku beberapa pasukan pemberani."
Ibnu Zubair melanjutkan, “Maka, Ibnu Abi Sarh memerintahkan pasukan pemberani tersebut, merekapun melindungiku dari belakang, akupun pergi sampai aku berhasil menembus memasuki barisan musuh, saat itu mereka mengira bahwa kami hendak menyampaikan surat kepada Raja."
"Tatkala posisiku semakin mendekatinya, sang Raja merasakan dariku perasaan yang tidak enak, seketika ia langsung melarikan dirinya dengan menunggangi birdzaunnya. Akupun menyusulnya hingga berhasil menusuknya dengan tombakku, dan membunuhnya sekali tusukan dengan pedangku, lalu kuambil kepalanya dan kuletakkan di atas tombakku lalu kutancapkan ke tanah, maka aku bertakbir."
Ketika bangsa Barbar melihat hal itu, merekapun kocar-kacir lalu melarikan diri layaknya kawanan burung,. Kaum muslimin pun mengejar dan menawan mereka, lalu kaum muslimin juga mendapatkan ghanimah yang melimpah ruah, dan harta yang banyak, dan tawanan yang begitu banyak. Hal itu terjadi di sebuah tempat bernama Sbeitla (Arab: Sabythalah) berjarak dua hari dari kota Qairawan.
Peristiwa ini menjadi hal pertama yang membuat Abdullah bin Az-Zubair radhiyallahu ‘anhu semakin masyhur.
Al-Waqidi (tarikh at-Thabari 4/257) berkata, “Pada tahun ini Ishthakhr ditaklukkan untuk yang kedua kalinya melalui tangan Utsman bin Abil Ash.
Pada tahun ini pula Mu’awiyyah melakukan penyerangan kota Qinnasrin (sekarang masuk Suriah).
Pada tahun ini pula Utsman ibnu Affan memimpin manusia melaksanakan ibadah haji.
Ibnu Jarir (tarikh at-Thabari 4/258) berkata, “Sebagian pakar sejarah berkata, pada tahun (yang benar) Mu’awiyyah menyerang Cyprus.
Al-Waqidi (tarikh at-Thabari 4/258) berkata, “Peristiwa (pengepungan Cyprus) terjadi pada tahun 28 H.
Abu Masy’ar (tarikh at-Thabari 4/258) berkata, “Mu’awiyyah menyerangnya pada tahun 33 H.
Allahu a’lam.
Posting Komentar untuk ""... kuambil kepalanya dan kuletakkan di atas tombakku, lalu kutancapkan ke tanah, maka kubertakbir." (27 H)"