Penulis Bayangan (Ghost Writer)
Dari namanya sudah dapat diterka bahwa pekerjaan penulis bayangan (Ghost Writer) layaknya "siluman", samar dan tak terlihat. Karena dalam suatu hasil karya nama GW tidak disebutkan. Pekerjaan mereka dikreditkan atas nama orang yang memberi pekerjaan pada mereka.
Terkadang nama GW disebut pada kover buku, seperti contohnya di kover buku dengan kata-kata berikut: "Seperti yang dikisahkan Ibnu Utsman kepada Abdurrahman."
Dan, terkadang pula nama mereka disebutkan pada halaman ucapan terima kasih hanya sebagai apresiasi dari pemilik gagasan.
Dalam melakukan pekerjaannya GW bekerja dengan mengerahkan seluruh kemampuannya dalam meriset, mewawancarai narasumber, dan menuliskan hasil tulisannya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan oleh pemberi gagasan. Sehingga, dengan pekerjaannya itu GW akan mendapatkan bayaran yang tinggi di atas karya tulis kebanyakan. Di Indonesia umumnya pekerjaan GW dihitung per halaman atau per proyek, sedangkan di luar negeri pekerjaan GW dihitung per kata atau per jam kerja sampai proyek selesai.
Jadi seorang GW haruslah memiliki kemampuan antara lain:
- Menguasai bahasa Indonesia dengan baik, termasuk bahasa Inggris.
- Mampu menulis dengan cepat dan tepat.
- Menguasai kemampuan jurnalistik, khususnya wawancara narasumber dan menggali fakta.
- Mampu berkomunikasi dengan baik.
- Terampil menyunting naskah.
- Memiliki wawasan memadai tentang dunia penerbitan.
- Menguasai teknologi, terutama internet.
- Menguasai penulisan sastra.
Biasanya jasa seorang GW diperlukan baik untuk perorangan atau suatu lembaga /institusi, seperti para tokoh, pemimpin dan pengusaha yang ingin menuliskan autobiografi mereka, pemikiran-pemikiran mereka untuk disebarkan ke media, ataupun berupa materi-materi tulisan lainnya seperti teks pidato. Contoh pekerjaan GW dapat berupa:
- buku (autobiografi, biografi, nonfiksi);t
- teks pidato;
- artikel /feature /esai;
- konten web /blog dalam bentuk artikel /feature /esai; dan
- syair dan puisi.
Dengan demikian pekerjaan GW lebih banyak mengarah pada karya-karya nonfiksi dan faksi. Sedangkan pada fiksi, GW kurang berguna, hal ini disebabkan karena pada karya fiksi lebih merupakan karya imajinasi seseorang yang akan dituangkan langsung ke dalam suatu tulisan orang tersebut.
Posting Komentar untuk "Penulis Bayangan (Ghost Writer)"