Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Bunyi dan Ritme

          Bunyi adalah unsur yang melekat juga pada bahasa. Bahkan para tunarungupun merasakan bunyi, setidaknya getaran. Getaran bisa dirasakan oleh tubuh. Yang paling jelas adalah denyut jantung, nafas kita, dan sebagainya.

          Sekalipun kita memakai bahasa tulisan, "kelisanan" tetap menjadi dasarnya. Kita tetap "membunyikan" tulisan dalam benak kita sekalipun kita membaca dalam sunyi. Bukankah aku pernah sampaikan, ketika kita membaca pesan teman kita di hp, seolah-olah terdengar suara teman di telinga kita, ketika pesan itu kita baca. Dengan syarat setidaknya kita pernah mendengar suaranya secara nyata. Inilah "menyuarakan" tulisan.

          Untuk mencapai kwalitas dalam masalah bunyi, dibutuhkan "kepekaan", sebab teori dan petunjuk tidaklah cukup. Kepekaan memang kemampuan dari dalam, akan tetapi kepekaan itu bisa dilatih perlahan-lahan dari luar.

          Baik, kita kembali ke masalah bunyi. Bunyi itu punya karakter. Jangan mengira bunyi itu tidak punya sifat. Bunyi-bunyi oleh para ahli bahasa di asosiasikan pada makna-makna tertentu.

          Contoh, vokal "i" cenderung berasosiasi pada yang "kecil dan ringan" seperti pada kata: kecil, mungil, kelingking, bulir, dan sebagainya. Ini berhubungan dengan celah antara lidah dan langit-langit yang sempit.

          Vokal "e" juga berasosiasi dengan yang "ceper" seperti kata pendek, cetek, meleter, dan sebagainya.

          Vokal "a" dan "o" cenderung kepada yang sebaliknya: besar, raksasa, bongsor, menonjol, jempol, dan sebagainya.

          Bagaimana dengan "u"? Ia memiliki bukaan yang cukup bulat pada posisi agak tinggi. Maka ia menghasilkan makna seperti: unggul, mumbul, telunjuk. 

          Jadi vokal itu punya sifat !

          Begitu pula konsonan.

          Bunyi " r", menggambarkan sesuatu yang "kasar dan bergetar" seperti, keriting, derum, geram, gerigi, debar, tekstur, dan sebagainya.

           Bandingkan dengan vokal "l", seperti r tapi tanpa getaran, menghambarkan sesuatu yang mulus, halus, lulus, lepas, dan sebagainya.

          Coba bedakan, kata "goblok" dengan "goblog", terasa kata yang terakhir lebih menghina.

          Jadi konsonan memiliki sifat atau karakter.

          Sesungguhnya, tubuh kita samar-samar mengenali sifat-sifat tersebut, karena itu sangat alamiah. Ketidakmengertian kita biasa dikarenakan kita terlalu tegang berpikir. Jika jiwa kita tertekan, pintu-pintu intuisi bawah sadar kita malah akan tertutup. Maka dari itu, sebaiknya kita menulis dalam keadaan rileks, tenang dan gembira.

          O iya, aku tadi 'kan hendak menyampaikan masalah ritme atau irama dalam bahasa. 

          Selain bunyi, ada irama atau ritme. Yaitu panjang pendek, tekanan dan tempo. Dalam bahasa kita bisa merasakan ketukan, yang berkelidan dari suku kata, kata, frase ataupun kalimat. Dan ini dalam ilmu tata bahasa disebut intonasi, kontur atau ombak-ombak. Istilah ilmiahnya unsur suprasegmental. Unsur ini merupakan syarat suatu kata, frasa atau klausa jika menjadi kalimat.


Satu ketukan

          Resapi rasa yang muncul dari perbagai ketukan. Mulailah dengan ketukan pendek dan lambat. Tetesan air, bunyi monitor detak jantung di ruang ICU suatu rumah sakit, langkah kaki, dsbnya. Ada rasa tidak selesai yang berulang. Ada ketegangan disana. Rasa menahan nafas.

          Ritme ini bisa kita pakai ketika membangun suasana tegang.

          Masih dengan ritme satu ketukan. Kali ini dengan kecepatan meninggi. Monitor pantau jantung yang berbunyi makin cepat. Tetesan air semakin tidak wajar. Alarm. Ada rasa peningkatan ketegangan menuju bahaya. Maka dalam kalimat, bisa makin singkat dan makin singkat, hingga satu kata. Ada rasa tersendat yang terjaga.


Empat ketukan

          Kita mempunyai dua kaki, dan kita belajar berjalan dengan 4 anggota badan, kaki dan tangan, merangkak dan sebagian hewan mempunyai empat kaki. Ketika merangkak dengan 4 anggota tubuh, kita merasakan ketukannya. Empat adalah ritme dasar alamiah bagi kita. Maka jangan heran ada syair atau pantun terdiri dari empat baris, yang hakikatnya mengandung dua isi.


Tiga ketukan

          Bagaimana dengan tiga? Tiga ketukan menjadi menarik karena ada kejutan di sana. Ada sesuatu yang tertahan, terliukkan, ada yang ganjil, surprise, dan belokan. 

          Kejutan dan belokan memecah orang dari rutinitas dan kebosanan. Ganjil memberi kejutan pada yang genap.

          Kisahpun demikian, ada 3 ketukan atau fase. Ketukan pertama, awal cerita tentang pengenalan tokoh-tokoh dan latar, ketukan kedua, menuju kegawatan. Dan, ketukan ketiga terjadi kejutan, dan selesai. Fase resolusi, hanyalah pelengkap yang memang mau tidak mau begitulah akhirnya, entah baik ataupun jelek.


Aliran

          Satu ketukan atau empat ketukan berulang-ulang akan menghasilkan aliran. Aliran bisa membuat siklus maupun bisa menerus tanpa ujung. Semakin panjang sesuatu semakin terasa sulit dimengerti. Ada rasa hanyut dan kebingungan. Rasa tersebut tidak selalu buruk. Ada suasana hanyut di permukaan, dengan riak-riak. Ada juga hanyut di kedalaman yang tenang.

          Jika kita ingin membangun suasana demikian, kalimat panjang, bahkan sangat panjang bisa digunakan. Yang butuh dilihat kembali adalah, apakah ada keindahan dan kenikmatan yang mengimbanginya. Jika hanya kebingungan yang kita berikan kepada pembaca, bisa jadi mereka memilih menutup buku kita.

www.sketsarumah.com
www.sketsarumah.com Sederhana itu Lebih - Less is More. Desain bukanlah menambah-nambah biar berfungsi, tetapi desain adalah menyederhanakan agar berdaya guna.

Posting Komentar untuk "Bunyi dan Ritme"

Menjadi Penulis Terampil
Hanya dari kebiasaan menulis sederhana
Motivasi Menulis

Gimana nih! memulai menulis

Motivasi Menulis
Kejutan dulu,
lalu Keteraturan

Bahasa Indonesia
Belajar
tentang Kalimat

Motivasi Menulis

Merekam objek ide tulisan

Bahasa Indonesia
Belajar
Menulis Artikel

Bahasa Indonesia
Belajar
tentang Kata

Motivasi Menulis
Agar Menulis
tidak Lumpuh

Bahasa Indonesia
Belajar
Gaya Bahasa

menulis.sketsarumah.com
Seputar #sejarahislam #biografi #salafushshalih #caramenulis #deskripsi , #eksposisi , #artikel , #essay , #feature , #ceritanyata , #cerpen nonfiksi , #novel nonfiksi , #kisah inspiratif , #biografi inspiratif di studio www.sketsarumah.com.

Ikuti yuk!
Telegram: t.me/menulissketsarumah_com
Twitter: twitter.com/menulisketsarmh

Simpan yuk!
WhatsApp: wa.me/+6285100138746 dengan nama: www.sketsarumah.com