Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

#08 Transformasi Kalimat

 1. 2. Transformasi Kalimat

Sebelum membicarakan kalimat tunggal dengan cara mendalam, baiklah diuraikan dahulu tentang transformasi kalimat.

Sebagai telah dikatakan transformasi kalimat adalah proses mengubah satu kalimat inti. Caranya bermacam-macam: dengan mengubah tata-urut gatra-gatra inti, dengan mengubah intonasi netral menjadi intonasi penekan, intonasi tanya, intonasi perintah, dan sebagainya, atau dengan memperluas kalimat inti tersebut dengan unsur-unsur tambahan yang lain. Dalam pasal ini, khusus akan dibicarakan transformasi kalimat dengan menambah unsur-unsur tambahan pada suatu kalimat inti.

Tiap bentuk bahasa pertama-tama mempunyai fungsi sebagai pendukung suatu ide (gagasan). Pada suatu waktu kita berhadapan dengan bermacam-macam ide yang harus diungkapkan. Kita harus memilih dua jalan: kita mengungkapkan gagasan-gagasan itu secara terpisah-pisah dalam kalimat-kalimat yang tersendiri atau mempersatukannya dalam satu perpaduan. Bila hal pertama yang terjadi kita mendapat bentuk-betuk kalimat yang bersifat analitis, sedangkan bila cara kedua yang dipakai maka kalimat itu bersifat sintetis. Kalimat anak-anak kecil biasanya bersifat analitis, karena mereka melihat tiap peristiwa atau gagasan secara terpisah. Sebab itu bentuk pengungkapannya juga secara terpisah. Orang-orang dewasa sebaliknya akan mengadakan hubungan timbal-balik antara satu gagasan dengan gagasan yang lain sehingga terjadilah kalimat-kalimat yang bersifat sintetis.

Dalam memilih cara yang kedua, yaitu menggabungkan bermacam-macam gagasan, kita harus mempergunakan suatu metode untuk mengubah bentuk-bentuk itu, yang masing-masingnya mendukung suatu gagasan tertentu, ke dalam suatu bentuk perpaduan. Teknik perubahan bentuk-bentuk bahasa itu disebut transformasi.

Batasan: 
Transformasi adalah suatu proses mengubah bentuk bahasa menjadi bentuk-bentuk lain, baik dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks, maupun dari bentuk  yang kompleks ke bentuk yang sederhana.

1.2.1. Teknik transformasi I (Kalimat Tunggal /1 Pola Kalimat)

Marilah kita memberi beberapa contoh untuk menjelaskan pengertian dan teknik transformasi ini. Kita menghadapi beberapa gagasan, misalnya. Tiap gagasan mempunyai kepentingan dan kedudukan yang berbeda-beda.
  1. Ada satu gagasan inti: Saya memukul anjing.
  2. Di samping itu terdapat beberapa gagasan tambahan, misalnya:
a. waktu terjadinya perbuatan itu: kemarin.
b. alat yang dipakai untuk perbuatan memukul, yaitu: tongkat.

Persoalan yang kita hadapi sekarang adalah: bagaimana dapat kita menggabungkan ketiga gagasan itu? Penggabungan gagasan inti dengan gagasan waktu dapat terjadi dengan merangkaikan saja:

I. 1. Saya memukul anjing kemarin, atau
2. Kemarin saya memukul anjing.

Tetapi penggabungan gagasan inti dengan gagasan alat tidak bisa terjadi dengan cara di atas yaitu sekedar merangkaikan saja gagasan-gagasan itu. Disini kita memerlukan lagi satu alat bahasa untuk menghubungkan gagasan-gagasan itu yaitu kata tugas: dengan, sehingga hasil transformasi akan menjadi:

II. 1. Saya memukul anjing dengan tongkat, atau
2. Dengan tongkat saya memukul anjing.

Proses di atas belum lagi selesai sebab tujuan kita terakhir adalah merangkaikan ketiga gagasan itu. Sekarang kita harus menggabungkan semua hasil transformasi di atas, atau mengadakan transformasi tingkat III.

III. A. 1. Saya memukul anjing kemarin.
2. Saya memukul anjing dengan tongkat.
Hasilnya: 
a. Saya memukul anjing kemarin dengan tongkat.
b. Saya memukul anjing dengan tongkat kemarin.

B. 1. Saya memukul anjing kemarin.
2. Dengan tongkat saya memukul anjing.
Hasilnya:
c. Dengan tongkat saya memukul anjing kemarin.

C. 1. Kemarin saya memukul anjing.
2. Dengan tongkat saya memukul anjing.
Hasilnya:
d. Kemarin, dengan tongkat saya memukul anjing.
e. Dengan tongkat kemarin saya memukul anjing.

D. 1. Kemarin saya memukul anjing.
2. Saya memukul anjing dengan tongkat.
Hasilnya:
f. Kemarin saya memukul anjing dengan tongkat.

Jadi dari ketiga gagasan di atas kita dapat membentuk lima macam kalimat baru dengan menggunakan teknik transformasi (a, b, c, d, e, f).

1.2.2. Teknik transformasi II (Kalimat Majemuk /2 Pola Kalimat)

Bila dalam contoh-contoh di atas kita melihat bahwa teknik transformasi itu berlangsung atas satu gagasan inti dengan gagasan-gagasan tambahan maka dalam contoh berikut kita melihat bahwa teknik ini dapat dipergunakan juga untuk merangkaikan beberapa gagasan inti:
  1. Kami tidak berangkat.
  2. Kami takut kehujanan.
Penggabungan  kedua kalimat itu menimbulkan hubungan kausal (sebab-akibat), sebab itu diperlukan satu alat bahasa yang sesuai dengan situasi itu untuk merangkaikan kedua gagasan itu. Alat yang sesuai dengan situasi itu adalah kata tugas yang menyatakan sebab: karena, sebab, sebab itu, dan sebagainya.

Demikian pula situasi gagasan inti mana lebih dipentingkan mengharuskan kita memilih karena dan sebab di satu pihak, serta sebab itu, karena itu di pihak lain.

I. 1. Kami tidak berangkat.
2. Kami takut kehujanan.
3. situasi: gagasan pertama dipentingkan, (Kami tidak berangkat).
Hasilnya:
a. Kami tidak berangkat, sebab kami takut kehujanan.

II. 1. Kami tidak berangkat.
2. Kami takut kehujanan.
3. situasi: gagasan kedua dipentingkan, (Kami takut kehujanan)
Hasilnya:
b. Kami takut kehujanan, oleh sebab itu kami tidak berangkat.

Kita menambah sebuah contoh lagi di mana hasilnya lebih dari dua kalimat transformasional:
  1. Ia belajar.
  2. Saya bermain.
Situasi yang timbul dalam menghubungkan kedua kalimat itu bermacam-macam. Sebab itu kata tugas yang dipakai sebagai katalisator (penghubung yang menyebabkan terjadinya sesuatu) untuk merangkaikan kedua gagasan itu bermacam-macam. Ada situasi di mana keduanya mempunyai kedudukan yang sederajat, ada situasi di mana keduanya dipertentangkan, ada situasi di mana yang satu terjadi pada saat yang lain berlangsung, dan sebagainya. Sebab itu hasil transformasinya adalah antara lain:

a. Ia belajar, saya bermain. (sederajat)
b. Saya bermain, ia belajar. (sederajat)
c. Ia belajar, tetapi saya bermain. (dipertentangkan)
d. Saya bermain, tetapi ia belajar. (dipertentangkan)
e. Ia belajar, ketika saya bermain. (waktu)
f. Saya bermain, ketika ia belajar. (waktu)
dan lain-lain.

Hasil transformasi pada kalimat a dan b walaupun tampaknya tidak ada unsur-unsur situasi, waktu, dan sebagainya, tetapi dapat juga ditafsirkan dengan situasi-situasi tertentu, tanpa mengubah bentuk-bentuk itu. Misalnya kita dapat menafsir adanya situasi pertentangan, situasi terjadi pada waktu yang sama, dan lain sebagainya. Perlu ditambahkan bahwa kalimat a dan b merupakan transformasi dengan mempergunakan intonasi. Di samping itu kedua kalimat itu dirangkaikan saja dengan mengubah intonasi final kalimat pertama menjadi intonasi non-final (perhentian antara); jadi kita mengubah intonasi final dari salah satu gagasan untuk dirangkaikan dengan gagasan berikut, atau intonasi final tadi dijadikan kesenyapan non-final (jadi ada perhentian antara).

***

Tugas Latihan

       Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini di buku tulis/kertas jawaban! 

1. Rangkaikan gagasan-gagasan berikut dengan teknik transformasi kalimat I menjadi beberapa macam  kalimat! 
a. Gagasan inti : Fudhail membuat kerajinan kayu.
b. Waktu terjadinya perbuatan itu: tadi sore.
c.  Alat yang dipakai untuk membuat kerajinan kayu, yaitu: mesin amplas.

2.Rangkaikan gagasan-gagasan inti berikut dengan teknik transformasi kalimat II menjadi beberapa macam  kalimat dalam beberapa macam situasi! Pergunakan Kata Tugas untuk menghubungkan keduanya.
a. Zuhri mengulang-ulang hafalan.
b. Adiknya bermain skate board.
www.sketsarumah.com
www.sketsarumah.com Sederhana itu Lebih - Less is More. Desain bukanlah menambah-nambah biar berfungsi, tetapi desain adalah menyederhanakan agar berdaya guna.

Posting Komentar untuk "#08 Transformasi Kalimat"

Menjadi Penulis Terampil
Hanya dari kebiasaan menulis sederhana
Motivasi Menulis

Gimana nih! memulai menulis

Motivasi Menulis
Kejutan dulu,
lalu Keteraturan

Bahasa Indonesia
Belajar
tentang Kalimat

Motivasi Menulis

Merekam objek ide tulisan

Bahasa Indonesia
Belajar
Menulis Artikel

Bahasa Indonesia
Belajar
tentang Kata

Motivasi Menulis
Agar Menulis
tidak Lumpuh

Bahasa Indonesia
Belajar
Gaya Bahasa

menulis.sketsarumah.com
Seputar #sejarahislam #biografi #salafushshalih #caramenulis #deskripsi , #eksposisi , #artikel , #essay , #feature , #ceritanyata , #cerpen nonfiksi , #novel nonfiksi , #kisah inspiratif , #biografi inspiratif di studio www.sketsarumah.com.

Ikuti yuk!
Telegram: t.me/menulissketsarumah_com
Twitter: twitter.com/menulisketsarmh

Simpan yuk!
WhatsApp: wa.me/+6285100138746 dengan nama: www.sketsarumah.com