#12 Kalimat Majemuk
Batasan Kalimat Majemuk
Sebagai batasan pengertian kalimat majemuk telah dikatakan bahwa:Kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih adalah Kalimat Majemuk.
Batasan ini diturunkan sebagai hasil dari tinjauan secara statis, melihat apa yang kita hadapi sekarang, atau melihat hasil yang sudah jadi. Tetapi kita dapat pula melihat dari segi yang lebih dinamis, yaitu dari sejarah terbentuknya kalimat tersebut. Kita dapat melihat bahwa dua pola kalimat yang terkandung dalam sebuah kalimat majemuk itu terjadi karena kita menggabungkan dua macam pola kalimat (atau lebih) menjadi satu kalimat; atau dapat terjadi bahwa kita menghadapi satu pola kalimat, tetapi dengan mempergunakan teknik perluasan, akhirnya kita mendapat dua pola kalimat atau lebih dalam kalimat perluasan tadi.
Dengan bertolak dari uraian di atas kita dapat menurunkan batasan-batasan yang lain untuk kalimat majemuk, sebagai berikut:
1. Kalimat Majemuk adalah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian rupa, sehingga perluasan itu membentuk satu atau lebih pola kalimat yang baru di samping pola yang sudah ada.
Contoh:
- Anak itu menendang bola.
- Anak, yang kau sebut kemarin itu, menendang bola.
Contoh:
- Ayah menulis surat.
- Adik berdiri di sampingnya.
- Ayah menulis surat, sedangkan adik berdiri di sampingnya.
1. Macam-macam Kalimat Majemuk
Dalam mengadakan klasifikasi kalimat-kalimat majemuk, dasar yang digunakan adalah melihat hubungan antara pola-pola kalimat yang membina kalimat majemuk tersebut.Bila kalimat majemuk itu terjadi karena salah satu bagiannya mengalami perluasan, sudah jelas bahwa pola kalimat yang baru dibentuk akibat perluasan tadi akan lebih rendah kedudukannya (anak kalimat) daripada pola kalimat yang pertama (induk kalimat). Tetapi kalimat majemuk yang terjadi karena penggabungan dua atau lebih kalimat tunggal, maka sifat hubungannya sederajat, atau satu ditempatkan di bawah yang lain.
Sebab itu sifat hubungan pola-pola kalimat dalam sebuah kalimat majemuk dapat bersifat:
a. Sederajat (koordinatif): kedudukan pola-pola kalimat sama tinggi, tak ada pola-pola kalimat yang menduduki suatu fungsi dari pola yang lain.
b. Bertingkat (subordinatif): hubungan antara pola-pola kalimat tidak sederajat, karena ada pola kalimat yang menduduki (anak kalimat) suatu fungsi dari pola yang lain (induk kalimat).
c. Campuran: hubungan antara pola-pola kalimat itu dapat sederajat dan bertingkat. Hubungan ini terjadi kalau dalam kalimat majemuk itu terdapat paling kurang 3 pola kalimat, sehingga misalnya terdapat dua pola kalimat yang sederajat, yang lain bertingkat; atau dengan kata lain ada dua pola kalimat yang menduduki tingkat yang lebih tinggi sedangkan yang lainnya menduduki tingkat yang lebih rendah, atau sebaliknya.
Berdasarkan sifat hubungan tadi, kita dapat membagi kalimat majemuk atas:
- Kalimat Majemuk Setara
- Kalimat Majemuk Bertingkat
- Kalimat Majemuk Campuran.
1.1. Kalimat Majemuk Setara
Bila hubungan antara kedua pola kalimat itu sederajat maka terdapatlah Kalimat Majemuk yang Setara. Hubungan setara itu dapat diperinci lagi atas:1. Setara menggabungkan: penggabungan itu dapat terjadi dengan merangkaikan dua kalimat tunggal dengan diantarai kesenyapan antara atau dirangkaikan dengan kata-kata tugas seperti: dan, lagi, sesudah itu, lalu, kemudian, dan sebagainya.
- Saya menangkap ayam itu dan ibu memotongnya.
- Ayah telah memanjat pohon mangga itu, sesudah itu dipetiknya beberapa buah.
- Engkau tinggal saja di sini, atau engkau ikut dengan membawa barang itu.
- Adiknya rajin, tetapi ia sendiri malas.
- Ia tidak menjaga adiknya, melainkan membiarkannya saja.
***
Tugas Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini di buku tulis /kertas jawaban!Buatlah suatu kalimat majemuk setara, dengan hubungan:
- Setara menggabungkan.
- Setara memilih.
- Setara mempertentangkan.
Posting Komentar untuk "#12 Kalimat Majemuk"