#08 Daftar Nilai Kebiasaan
Menjadikan ISYARAT
Kebiasaan Menulis TERLIHAT
Setiap kali aku akan pergi, apalagi pergi jauh, aku mempunyai kebiasaan mengumpulkan barang-barang keperluanku di satu tempat, misalnya di atas meja tamu di ruang tamu. Kemudian, ketika beranjak pergi aku bawa barang-barang tersebut menyertaiku. Barang-barang yang pasti aku bawa selalu sama, seperti tas berisi dompet, gawai cerdas, dan lain-lain. Kemudian, ransel yang isinya buku-buku yang akan aku baca bila ada momen menunggu dalam kepergianku seperti antri di pom bensin, menunggu di ruang tunggu. Takkan kulupakan, aku biasanya membawa segelas termos kopi.
Suatu saat, akupun berpergian langsung dengan kebiasaanku membawa barang-barang tersebut. Namun dalam kepergianku itu tak ada momen yang bisa digunakan untuk membaca buku, bahkan minum kopi sekalipun. Bikin berat bawaan saja.
Maka, untuk selanjutnya aku selalu mendaftar kembali barang-barangku ketika pergi sesuai keperluannya. Jika perkiraan tak ada momen yang bisa untuk baca buku, ya buku-buku tidak aku bawa, begitu pula segelas termos kopi. Sehingga tidak membuat repot membawa bawaan yang tak perlu. Dan sejak itu, setiap aku mulai akan pergi, aku selalu mengecek kembali daftar barang-barang bawaan.
Semakin otomatis suatu kebiasaan, semakin kecil kita memikirkannya secara sadar. Jadi ketika kita mengulang-ulang sesuatu perilaku, terkadang kita terlewat beberapa hal. Pikiran bawah sadar kita "meramalkan" akan tepat sama dengan apa yang telah biasa kita lakukan. Begitu terbiasanya kita, sehingga pikiran sadar tak lagi mempertanyakan apakah perilaku itu yang dibutuhkan untuk saat itu.
Aktivitas sehari-hari kita, dikarenakan setiap hari kita lakukan dan tentu berulang, telah menjadi kebiasaan kita hari demi hari. Sehingga, otomatisasi tindak tanduk kitapun terjadi. Nah, pada akhirnya kegiatan kita mengalir begitu saja dilakukan pikiran bawah sadar. Untuk mengetahui bahwa kegiatan kita sehari-hari apakah sebenarnya ia merupakan perilaku kebiasaan yang baik ataukah kebiasaan buruk, kita harus menggunakan pikiran sadar dalam menilainya.
Kita dapat membuat Daftar Nilai Kebiasaan. Daftar Nilai Kebiasaan tersebut akan kita beri nilai (+) jika itu kebiasaan baik, nilai (-) jika kebiasaan buruk dan nilai (=) jika netral. Hanya saja nilai tersebut relatif, jika tidak dikaitkan kepada sasaran kita akan menghidupkan kebiasaan baru kita. Nah, dalam hal ini kita telah mempunyai target menghidupkan kebiasaan menulis. Sehingga, dalam menilai setiap kebiasaan tersebut, perlu dilontarkan pertanyaan:
"Apakah perilaku ini membantu aku menjadi penulis?"
Kebiasaan yang mendukung identitas penulis, kita nilai baik (+), sedang kebiasaan yang bertentangan dengan identitas sebagai penulis kita nilai buruk (-). Adapun yang netral tetap (=).
Dan, bila kita membuat Daftar Nilai Kebiasaan, jangan berpikir dulu adanya perubahan. Sasaran kita hanya meneliti apa yang sebenarnya terjadi pada kebiasaan kita sehari-hari terkait kebiasaan menulis. Cermati aksi-aksi dan pikiran-pikiran kita, tanpa kritik terhadap diri kita. Jangan menyalahkan keburukan, jangan pula memuji suatu kebaikan terkait menulis.
Baiklah, kita coba. Di sini akan diberikan sekedar contoh, agar kita mudah mempraktekkannya. Ini boleh jadi semacam catatan pribadi yang tak boleh orang lain tahu. Karena terdapat perilaku baik dan sia-sia, bahkan mungkin buruk, untuk menghindari rasa ujub bangga terhadap diri, atau bahkan membuka aib pribadi.
Proses perubahan perilaku selalu dimulai oleh pikiran sadar. Daftar Nilai Kebiasaan membuat kita mengenali kebiasaan-kebiasaan dan mengakui isyarat-isyarat yang memicunya, dan mungkin kita bereaksi dengan cara baik ataupun buruk.
***
Posting Komentar untuk "#08 Daftar Nilai Kebiasaan"