#12 Menciptakan Paket Godaan
Menjadikan HASRAT
Kebiasaan Menulis MENARIK
Manusia mempunyai kecenderungan mudah terkecoh oleh model-model yang lebih "wah" dari kenyataan. Makanan misalnya, setelah manusia berburu dan mencari makanan di alam yang masih perawan, pikiran manusia berkembang ke taraf sangat menghargai makanan.
Namun, kini sebagian besar kita tinggal di lingkungan yang kaya akan makanan. Makanan berlimpah, tetapi pikiran kita senantiasa mendambakan makanan seperti ketika makanan masih langka. Pusat pikiran kita yang mengharapkan nikmat hasil dari makanan tak pernah berubah sejak adanya manusia pertama kali.
Target utama ilmu makanan, adalah menciptakan produk-produk makanan yang lebih menarik bagi konsumen. Adanya sekolah jurusan tataboga, semua makanan ditingkatkan dengan cara-cara tertentu, seperti adanya perisa. Berbagai perusahaan menghabiskan dana yang tak sedikit untuk usaha-usaha semacam. Semua merupakan bagian agar rasa suatu produk optimal di lidah-lidah kita.
Suatu contoh saja, makanan bakso. Makanan bakso zaman baheula hanya merupakan olahan daging sapi dan karbohidrat, yang berbentuk bulat dengan ukuran standar diameter sekitar 3 centimeter, dan diolah skala rumah tangga. Namun, kini makanan bakso telah muncul dengan berbagai variannya, yang kadang tak terhitung. Ada bakso seukuran bola tenis, bahkan lebih. Lalu, muncul dengan rasa tekstur yang berbeda, bakso urat dan bakso sumsum. Belum lagi dari bentuknya, ada bakso granat dan bakso rudal, bahkan ada bakso beranak yang di dalamnya ada bakso lagi, lha kok gak ada bapaknya? Tidak sampai disitu, ada lagi bakso yang diberi rasa pedas, seperti bakso mercon dan bakso setan. Dari segi asal daerahpun bisa menjadi nama, ada bakso Malang, bakso Kawi dan bakso Wonogiri. Dan banyak lagi, selama masih ada ide kreatif versi bakso, maka akan bermunculan varian-varian bakso lainnya dengan macam-macam yang tak terbatas.
Dengan pengetahuan berbagai jenis bakso tersebut, bakso original versi konvensional telah kurang kita minati. Sebaliknya, makanan bakso dengan beragam versinya membuat pengalaman makan bakso kita selalu baru dan menarik, memprovokasi kita untuk berhasrat menyantapnya lagi, lagi dan lagi.
Hasilnya, tentu kita akan makan makanan lebih dari kebutuhan dasar kita akan makanan. Karena, makanan dengan berbagai bentuk dan luar biasa lezatnya lebih menarik bagi indera pengecap kita.
Industri makanan kontemporer, dan kebiasaan makan yang melebihi kadarnya yang ditimbulkan, hanya salah satu contoh pedoman kedua untuk menciptakan perubahan perilaku: menjadikannya menarik. Semakin menarik suatu hasil, semakin besar kesempatan untuk membentuk kebiasaan.
Mari, kita lihat di sekeliling kita. Kita selalu dicekoki dengan varian-varian realitas yang direkayasa jor-joran sehingga lebih menarik daripada dunia yang dahulu pernah didiami para generasi sebelum kita.
Media sosial memberi imbalan "like" dan sanjungan jempol kiri-kanan dalam beberapa detik dibandingkan yang pernah kita dapatkan di dunia luring. Iklan ditayangkan dengan kombinasi optimal dalam pencahayaan dan pengeditan dengan software dan aplikasi profesional. Dan banyak lagi. Belum lagi, ke depannya ada dunia metaverse, dunia nyata dalam bentuk maya.
Lalu dibidang pakaian pun tak ketinggalan dengan kain warna-warna baru, tekstur-tekstur kain yang kreatif, kancing-kancing yang beragam, dan desain-desain pakaian yang inovatif.
Bahkan, desain rumah tinggalpun tak mau kalah, seperti rumah minimalis, rumah kolonial, rumah mediterania, "beach house", dan sebagainya. Padahal bangunan bisa tahan 20 tahun. Lalu, tahun depan jika tidak tren lagi bagaimana? Dirobohkan saja?
Dibidang transportasi begitu pula. Dahulu bis antar kota, ya biasa saja, sekarang ada yang dua tingkat, ada yang bisa untuk tidur dengan kamar tersendiri. Mobil pribadi, berbagai merek berlomba-lomba setiap tahunnya berubah desainnya, walaupun hanya berubah bentuk lampu belakangnya saja. Sehingga orang akan ketahuan desain mobilnya ketinggalan zaman, padahal baru saja beli mobil baru setahun yang lalu.
Itulah stimulus supernormal dalam dunia mutakhir kita. Manusia melebihkan fitur-fitur yang merangsang hasrat alami kita, yang akhirnya naluri kita akan bertambah liar tak terkendali. Tanpa sadar kita terseret kepada keinginan ugal-ugalan dalam kebiasaan berbelanja, kebiasaan bermedsos, kebiasaan makan dan lain sebagainya.
Kecenderungan mencari hasil menjadi lebih terfokus karena hasil-hasil yang ditawarkan lebih memikat dari masa-masa sebelumnya. Dibandingkan dengan versi alami, pengalaman-pengalaman kenikmatan tersebut sulit ditolak. Hasrat-hasrat kita sama dengan yang dimiliki nenek moyang kita, akan tetapi dengan godaan-godaan yang tak pernah mereka hadapi.
Jika kita ingin memicu peluang hasrat terjadinya perilaku kebiasaan menulis, kita harus membuatnya menarik. Sehingga kebiasaan menulis tak dapat ditolak. Karena kita tak dapat menciptakan hasrat kebiasaan menulis, kecuali menjadikannya menarik. Dan untuk mengetahuinya, kita musti tahu apa yang dimaksud dengan hasrat dan cara kerjanya.
Dopamin, biang kerok hasrat
Dopamin adalah salah satu senyawa kimia organik. Dopamin berfungsi sebagai hormon dan neurotransmiter dan mempunyai peran penting di dalam tubuh dan otak (Wikipedia).Kebiasaan adalah lingkaran umpan balik yang salah satunya digerakkan oleh dopamin. Perilaku yang berkesempatan menjadi kebiasaan sangat terkait dengan kadar dopamin yang tinggi. Dan, telah lama para ilmuwan menduga dopamin terkait dengan segala kenikmatan.
Ketika terkait dengan kebiasaan, dopamin dilepas tidak hanya ketika kita mengalami kenikmatan, tetapi ia dilepas juga ketika kita mengantisipasinya.
Apakah maksudnya?
Mengantisipasi, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: membuat perhitungan (ramalan, dugaan) tentang hal-hal yang belum (akan) terjadi; memperhitungkan sebelum terjadi.
Beberapa fakta menyebutkan:
✓ Orang ketagihan berjudi, mengalami lonjakan dopamin tepat sebelum memasang taruhan haram tersebut, melebihi setelah mereka menang.✓ Orang ketagihan narkoba, kebanjiran dopamin ketika melihat benda haram tersebut, melebihi setelah memakainya.
Setiap kali kita mengimajinaskan suatu peluang yang akan memberikan kenikmatan hasil kepada kita, konsentrasi hormon dopamin kita melonjak karena antisipasi. Dan, ketika dopamin mengalami lonjakan, bersamaan itu pula timbul motivasi untuk melakukan aksi tanggapan.
Antisipasi terhadap nikmatnya hasillah yang memicu kita untuk bertindak, bukan pemenuhannya.
Inilah suatu alasan mengapa mengantisipasi pengalaman seringkali lebih nikmat daripada ketika mendapatkannya. Proses lebih nikmat daripada hasil, karena proses usaha mendapatkan hasil mengalami lonjakan dopamin lebih tinggi daripada ketika mendapatkan hasil itu sendiri.
Ketika kita masih anak kecil, berpikir tentang apa yang akan kita lakukan dalam piknik esok hari lebih menggembirakan dan bersemangat melebihi ketika telah piknik besoknya. Itulah perbedaan antara "ingin" dan "suka".
Pikiran kita, banyak tersedia rangkaian syaraf yang digunakan untuk "menginginkan hasil" daripada "menyukai hasil". Menginginkan hasil dalam hal ini adalah hasrat atau gairah adalah jentera yang memprovokasi perilaku. Itulah antisipasi yang mendahului setiap aksi tanggapan.
Kita musti membuat kebiasaan menulis menjadi menarik karena harapan mendapatkan pengalaman yang menyenangkan yang memotivasi kita untuk menulis.
Cara menerapkan paket godaan agar menjadikan kebiasaan menulis menarik
Kita akan lebih mungkin melakukan kebiasaan menulis, bila kita melakukannya sambil melakukan apa yang kita sukai. Paket godaan adalah cara mengaplikasikan hal tersebut.Prinsip ahli jiwa mengatakan, "Perilaku-perilaku yang lebih mungkin akan memperkuat perilaku-perilaku yang kurang mungkin."
Sehingga, artinya seandainya kita sesungguhnya tidak ingin menulis, kita akan bersedia menulis bila kita melakukan hal lain yang kita sukai untuk kita inginkan.
Kita dapat menggabungkan paket godaan tersebut dengan contoh "menempelkan kebiasaan menulis" pada jadwal kebiasaan menulis yang telah kita buat sebelum ini. Semua adalah demi supaya kita memiliki seperangkat aturan main guna menggiring perilaku menulis kita dapat teresekusi.
Sebelum kita masukkan ke dalam jadwal, kita buat rumus paket godaan tersebut lebih dahulu:
✓ Setelah [KEBIASAAN SEKARANG], aku akan MENULIS. Setelah MENULIS aku akan [KEBIASAAN YANG AKU SUKAI UNTUK DIINGINKAN].
Dan, sebelum kita ke tahap contoh, akan kita daftar dulu kebiasaan apa saja yang kita sukai untuk kita inginkan, sekaligus kita beri penilaian, manakah yang mendukung kebiasaan menulis dengan nilai (+), jika kurang (-), dan netral (=). Misalkan:
Tiap-tiap kebiasaan yang kita sukai itu dapat dipakai sebagai "paket godaan" agar kebiasaan menulis terlaksana. Tentu kebiasaan yang kita sukai dan lebih mendukung kegiatan menulis, kita utamakan sebagai paket godaan. Yaitu yang bernilai (+). Misalnya:
- Setelah “Self talk”: bicara pada diri sendiri pada pagi dini hari, aku akan meletakkan buku atau kitab yang akan dibaca malam hari, di dekat bantal (kebiasaan terkait menulis), setelah itu aku akan ngemil camilan (kebiasaan yang kusukai).
- Setelah aku qiyamul lail dan shalat witir pada pagi dini hari, aku akan membuat kerangka, menulis paragraf (kebiasaan terkait menulis), setelah itu aku akan istirahat berbaring sejenak (kebiasaan yang kusukai).
- Setelah aku makan siang pada siang hari, aku akan posting di blog atau channel (kebiasaan terkait menulis), setelah itu aku akan ngopi atau istirahat berbaring sejenak atau jajan mie ayam (kebiasaan yang kusukai).
- Dan sebagainya.
Contoh menerapkan paket godaan dengan kebiasaan menulis dalam jadwal kebiasaan menulis yang telah kita susun:
Paket godaan adalah salah satu cara untuk menciptakan kebiasaan menulis kita dengan dihubungkan sesuatu yang kita inginkan. Memang tidak mudah membuat kebiasaan menulis yang betul-betul tak dapat ditolak, tetapi strategi ini dapat dipakai agar kebiasaan menulis lebih menarik dari pada yang seharusnya.
***
Posting Komentar untuk "#12 Menciptakan Paket Godaan"