#17 Merancang Hasil Instan untuk Kebiasaan Menulis
PEDOMAN KEEMPAT
Menjadikan HASIL
Kebiasaan Menulis MEMUASKAN
Tiga pedoman untuk kebiasaan menulis yang telah kita lewati, yaitu menjadikan isyarat kebiasaan menulis terlihat, menjadikan hasrat kebiasaan menulis menarik, dan menjadikan aksi kebiasaan menulis mudah adalah memungkinkan kebiasaan menulis diterapkan saat ini. Sedangkan pedoman ke empat yaitu menjadikan hasil kebiasaan menulis memuaskan adalah memungkinkan kebiasaan menulis diulang pada waktu berikutnya. Sehingga lingkaran kebiasaan menulis menjadi lengkap.
Namun, hasil yang memuaskan yang dimaksud adalah hasil saat itu juga, bukan nanti-nanti.
Hasil saat itu juga VS Hasil tertunda
Generasi terdahulu kita terbiasa menghabiskan hari-hari mereka untuk menghindar dari ancaman-ancaman mematikan, entah binatang buas, atau hal-hal lain yang membahayakan hidup mereka. Mereka juga mencari makan dengan berburu, dan membuat tempat tinggal mereka untuk berlindung dari panas dan hujan. Wajar saja, mereka sangat mengerti nilai dari hasil langsung atau hasil saat itu juga dari usaha-usaha mereka dalam mempertahankan hidup mereka. Masa depan yang masih jauh bagi mereka gak penting banget.Baru kemudian, setelah generasi awal mengenal adanya sistem pertanian, mereka mengenal hasil tertunda. Ketika para petani bercocok tanam, dan panennya beberapa bulan kemudian. Itulah hasil tertunda itu.
Masyarakat modernpun akhirnya mulai mengenal hasil tertunda tersebut seperti: bekerja sebagai karyawan yang menerima imbalan bulanan, perencanaan karier, pensiun, liburan, menabung, dan sebagainya.
Dunia terus berkembang dan berubah, tetapi sifat dasar kita sebagai manusia hanya berubah sedikit. Pikiran kita kurang berkembang untuk hidup di dunia hasil tertunda. Pikiran kita masih sama dengan generasi awal, kita tetap lebih menyukai hasil langsung daripada hasil jangka panjang. Cara pikiran kita melihat hasil tidak sinkron dengan waktu. Kita lebih memberi nilai lebih pada masa kini dari pada masa depan.
Kita, manusia cenderung kurang sabar, kurang yakin dengan hasil-hasil nanti-nanti. Kita, manusia cenderung terburu-buru ingin melihat hasil saat itu juga. Dan, inilah akan menjadi sumber masalah.
✓ Mengapa orang merokok, tetap merokok? Padahal ia tahu "rokok membunuhnya".✓ Mengapa orang berlarut-larut dengan medsosnya? Padahal ia tahu itu membuang-buang waktu dengan percuma.✓ Mengapa orang makan makanan tidak sehat? Padahal ia tahu itu akan menggerogoti kesehatannya.
Jika kita faham apa yang disampaikan di atas, maka sebabnya adalah: akibat jelek yang akan muncul akibat kebiasaan buruk, adalah datang belakangan atau masih nanti-nanti. Sedangkan nikmat hasilnya datang seketika itu juga.
✓ Rokok mungkin akan membunuh orang puluhan tahun kemudian, dengan idzin Allah. Namun, rokok bisa menghilangkan stres saat itu juga.✓ Membuka-buka medsos tanpa ada alasan jelas akan mengakumulasi waktu, yang jika kita gunakan hal manfaat menghasilkan pekerjaan yang positif. Namun, membuka-buka medsos menghibur orang yang sedang jenuh saat itu juga.✓ Makan makanan yang tak sehat seperti junk food dalam jangka waktu lama mampu merontokkan badan yang sehat. Namun, makan makanan yang tak sehat membuat meleleh liur kita, waktu itu juga.
Kebiasaan buruk menghasilkan kenikmatan detik itu juga, tetapi akan mengimbali kesengsaraan pada masa akan datang. Kabar yang membuat kita musti sabar, bahwa kebaikan bekerja sebaliknya, termasuk kebiasaan menulis.
Kebiasaan baik termasuk menulis menghasilkan kepada kita ketidaknyamanan saat itu juga, tetapi akan mengganjar kita kenikmatan pada masa depan.
Meskipun kita telah menyadari bahwa hasil tertunda di masa yang akan datang akan kita raih karena kebiasaan menulis, tetapi ketika saat mengambil keputusan tiba, biasanya hasil langsung atau saat itu juga yang menang. Mungkin kita langsung beralih ke kebiasaan sia-sia, seperti buka-buka medsos, dan tak jadi menulis. Karena buka-buka medsos memberi hasil kenyamanan saat itu juga. Dibanding menulis, dapat hasilnya kapan tahu, gak jelas.
Itulah kecenderungan pikiran mengutamakan hasil sekarang yang telah diwariskan nenek moyang kita.
Jika kita perumpamakan, ada beberapa orang mulai belajar menulis, dan mereka bersamaan mulai belajarnya. Maka, semakin lama hasil dari belajar menulis, semakin sedikit pula orang yang sanggup mencapai hasil tertunda tersebut. Bila kita termasuk orang-orang tersebut, dan sabar menunggu hasil tertunda, dengan terus konsisten melakukan kebiasaan menulis, maka kita akan menghadapi lebih sedikit persaingan. Dan, pada akhirnya sedikit yang mendapat hasil tertunda karena kebiasaan menulis. Beberapa mungkin berguguran di tengah jalan. Seperti kata pepatah:
Kilometer terakhir selalu menjadi tempat yang paling lengang.
Hanya saja, hasil tertunda itu seolah-olah melawan kecenderungan pikiran kita. Jadi:
Bagaimana cara kita tetap bisa melakukan kebiasaan menulis, tetapi sesuai kecenderungan manusia ingin hasil langsung?
Bagaimana cara kita tetap bisa melakukan kebiasaan menulis, tetapi sesuai kecenderungan manusia ingin hasil langsung?
Caranya, adalah dengan menambahkan sedikit unsur kenikmatan langsung pada kebiasaan menulis, dan unsur ketidaknyamanan langsung pada kebiasaan sia-sia atau buruk yang menghalangi kebiasaan menulis.
Cara memberi hasil instan pada kebiasaan menulis
Agar kebiasaan menulis mampu bertahan terus, salah satunya terkait bab ini adalah membuat suatu keberhasilan kecil. Diri kita merasa terbayar langsung dengan apa yang telah kita tulis. Sehingga kita merasa kebiasaan menulis pantas untuk diperjuangkan dan diulang.Sebenarnya, tanpa imbalan langsung berupa hal yang kongkretpun kita telah mendapatkan hasil-hasil yang tersirat, atau tak nampak oleh panca indera kita, pada saat itu juga, seperti:
✓ kebiasaan menulis itu sendiri,✓ suasana hati yang lebih tenang, nyaman dan baik. Bukankah Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda, bahwa kebaikan itu membuat hati tenang, sedang dosa (keburukan) membuat hati bergoncang tidak tenang,✓ semangat atau motivasi untuk menulis lagi semakin bertambah,✓ identitas kita sebagai penulis semakin menguat.✓ pun semakin kuat identitas sebagai penulis, semakin kita tidak terlalu membutuhkan dorongan dari luar atau lingkungan yang menjadi konteks terhadap kebiasaan menulis.✓ bertambahnya ilmu saat itu juga terhadap apa yang telah kita tulis, karena menulis adalah membaca dua kali. Baik ilmu akhirat atau dunia, jika temanya tersebut.✓ Identitas kita sebagai pelajar Ahlus Sunnah pun menguat yang berdampak pada amalan-amalan lainnya.
Namun, hasil saat itu juga dalam bentuk kongkret menjadikan kita puas dan akan menambah menguatnya pengulangan.
Perlu diperhatikan juga dalam pemilihan imbalan langsung jangka pendek. Hasil saat itu juga yang kita rencanakan mustilah semakin memperkuat identitas kita sebagai penulis, bukan malah bertentangan dengannya.
Berikut contoh-contoh rancangan hasil saat itu juga untuk kebiasaan menulis:
✓ Setiap kita berhasil menulis 7 kata-kata mutiara yang kita sukai dari beberapa ulama, atau berhasil membuat suatu paragraf yang bagus, kita menabung uang 1 ribu untuk membeli camilan. Camilan untuk paket godaan yang telah direncanakan yang lalu, agar kebiasaan menulis menarik.✓ Setiap kita berhasil menulis suatu artikel, satu kisah inspiratif, atau satu bab biografi inspiratif, kita menabung uang sebesar 5 ribu untuk membeli kitab atau buku.✓ Setiap kita berhasil membaca dengan selesai suatu kitab atau buku, kita menabung uang 10 ribu untuk membeli rak buku mini.✓ Setiap kita berhasil membuat blog yang bagus tampilan dan featurenya, kita menabung uang 20 ribu untuk membeli quota paket internet.✓ Setiap kita berhasil menyelesaikan satu buku dan laku, kita menabung uang 1 juta untuk meng-update laptop atau hp kita.✓ Dan seterusnya.
Tentu untuk menjalankan ini kita buat lebih dahulu kotak-kotak uang dari karton misalnya, dan kita tulisi sesuai rancangan kita. Seperti:
✓ 7 kata mutiara /satu paragraf = 1k,✓ Artikel /Kisah /Bab Bio = 5k,✓ dan seterusnya.
Adapun untuk nilai uang yang besar seperti 1 juta, itu diambil dari sebagian keuntungan penjualan buku. Karena nilainya besar, mungkin disimpan di rekening tabungan kita. Hanya saja kita musti punya catatan semacam buku tabungan alokasi dana.
Mungkin ini suatu janji atau kesetiaan pada diri kita sendiri. Sehingga kita merasa melakukan kebiasaan menulis menghasilkan sesuatu yang memuaskan saat itu juga.
Intinya, kebiasaan menulis harus segera dapat dinikmati langsung agar berumur panjang. Penguatan kecil, seperti melihat tabungan kita semakin membengkak dapat memberikan kesenangan langsung, agar kita bisa menikmati kebiasaan menulis. Dan, kebiasaan menulis semakin meningkat dengan mudah, ketika hasilnya dapat dinikmati serta merta, detik itu juga.
***
Posting Komentar untuk "#17 Merancang Hasil Instan untuk Kebiasaan Menulis"