#02 Baiat kepada Utsman radhiyallahu 'anhu sebagai Khalifah
Ketika Umar bin al-Khaththab radhiyallahu 'anhu ditikam di tangan Abu Lu'lu'ah si Majusi (penyembah api), sebagian kaum muslimin meminta beliau untuk mengamanatkan khilafah kepada yang beliau ridhai dan ia pilih.
Maka, Umar ragu (untuk melakukannya), kemudian beliau berkata, "Bila aku menunjuk seseorang sebagai khalifah, maka sungguh orang yang lebih baik dariku (maksud beliau, Abu Bakar) telah menunjuk, dan bila aku meninggalkan (tidak menunjuk), maka sungguh orang yang lebih baik dariku juga telah meninggalkannya (yang dimaksud beliau adalah Rasulullah Shallahu alaihi wasallam)."
Kemudian, Umar menyebutkan enam orang sahabat yang memiliki kelebihan dengan Rasulullah Shallahu alaihi wasallam mencintai dan meridhai mereka, yang mana Nabi Shallallahu alaihi wasallam lebih mencintai mereka daripada yang lain. Yaitu:
1. Ali bin Abu Thalib,2. Utsman bin Affan,3. Abdurrahman bin Auf,4. Sa'ad bin Abu Waqqash,5. az-Zubair bin al-Awwam,6. Thalhah bin Ubaidaillah, radhiyallahu 'anhum
Umar radhiyallahu 'anhu meminta mereka untuk berkumpul dalam rangka memilih salah satu dari mereka (sebagai khalifah).
Dan, mereka berkumpul setelah wafatnya Umar radhiallahu 'anhu. Dan, hasil akhir dari pandangan mereka adalah memilih Utsman radhiyallahu 'anhu.
Maka, kaum muslimin pun membaiat beliau, dan seluruh kaum muslimin sepakat atas baiatnya.
- Diposting di Kedu, bada Zhuhur, Selasa, 2 Rabiuts Tsani 1445 /16 Oktober 2023, Alhamdulillah -
Prestasi-prestasi Penting Utsman Bin Affan Radhiyallahu Anhu Selama Menjabat Sebagai Khalifah
Mempersatukan bacaan Al-Qur’an Al-Karim untuk kaum muslimin menggunakan tata cara bacaan Quraisy.
Termasuk prestasi terbesar yang membedakan sejarah Utsman radhiyallahu 'anhu dengan selainnya ialah, beliau menyusun (mengkodifikasi) mushaf Al-Qur’an yang dibaca oleh kaum muslimin di seluruh penjuru negeri-negeri wilayah Islam.
Awal mula penyebabnya adalah dikarenakan sahabat Hudzaifah bin Al-Yaman radhiyallahu anhu mendengar adanya perselisihan dalam bacaan Al-Qur’an yang dapat menjerumuskan kepada fitnah yang sangat berbahaya terhadap kitab Allah ‘azza wa jalla.
Para penduduk negeri Syam memiliki pendapat bacaan Al-Qur’an tersendiri dan mereka fanatik dengannya, sedangkan penduduk negeri Irak pun memiliki pendapat tersendiri dan mereka fanatik dengannya.
Catatan: Sebab terjadinya hal ini adalah Allah ta'ala menurunkan sebagian makna Al-Qur'an dengan sejumlah lafal yang mencapai tujuh lafal. Tang demikian adalah dalam rangka memberikan kemudahan bagi sebagian kabilah yang tidak mengenali lafal (kosa kata) Quraisy (pada sebagian makna tersebut). Hal ini terjadi ketika bahasa Quraisy dan cabang-cabangnya belum tersebar. Perbedaan bacaan itulah yang dikenal dengan Qira'ah Sab'ah menurut pendapat yang paling kuat di antara sejumlah pendapat para ulama.
Sehingga Hudzaifah yang saat itu sedang berpartisipasi dalam salah satu invasi merasa khawatir ketika mendengar dan menyaksikan fenomena tersebut.
Maka tatkala ia kembali ke Madinah ia bergegas menemui khalifah Utsman radhiyallahu anhu, lalu meminta kepada beliau untuk menulis ulang (mengkodifikasi) mushaf Al-Qur’an yang akan dibaca oleh seluruh kaum muslimin.
Maka Utsman radhiyallahu anhu mengumpulkan para sahabat senior untuk bermusyawarah, diantaranya terdapat sahabat
✓ Zaid bin Tsabit,✓ Abdullah bin Az-Zubair dan✓ Sa’id bin Al-Ash,
Lalu, Utsman mengkhabarkan kepada mereka tentang permintaan Hudzaifah, mereka pun menyetujuinya.
Dan, Utsman mengutus seseorang kepada sahabiyyah Hafshah istri Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan merupakan putri Umar bin Al-Khaththab untuk meminta lembaran-lembaran Al-Qur’an yang ia tulis pada masa kekhalifahan Abu Bakar dan disimpan olehnya.
Maka, Hafshah bergegas mengirimkannya kepada Utsman.
Lalu, Utsman memberikannya kepada para penghafal Al-Qur’an dari para sahabat dan memerintahkan untuk menyalinnya di mushaf-mushaf serta menghapus seluruh mushaf selain itu.
Catatan: yang dihapus di sini adalah lafal-lafal yang sepadan dan mencocoki sebagian logat Arab. Sedangkan yang bahasa Quraisy disisakan (ditetapkan), karena bahasa tersebut adalah yang paling dikenal dan paling masyhur. Di samping itu juga telah tidak dibutuhkan lagi untuk menggunakan bahasa (karakter bacaan) yang tujuh (السبعة).
Kemudian Utsman mengirimkan salinan-salinan mushaf Al-Qur’an yang baru ke seluruh penjuru negeri-negeri wilayah Islam agar hanya mushaf tersebut yang dibaca oleh mereka, bukan selainnya.
Dan sungguh khalifah Utsman radhiyallahu anhu telah melaksanakan prestasi yang besar ini dengan baik sekali, yaitu beliau telah mengumpulkan Al-Qur’an yang mulia dan menyatukan bacaannya agar tercegah dari terjadinya penyelewengan dan perubahan padanya. Oleh karenanya beliau telah merealisasikan firman Allah subhanahu wata’ala :
{ إَنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَ ُإَنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ } [ الحجر : ٩ ]
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an, dan pasti Kami pula yang akan menjaganya.” (QS Al-Hijr : 9)
- Diposting di Kedu, bada Zhuhur, Rabu, 10 Rabiuts Tsani 1445 /25 Oktober 2023, Alhamdulillah -
Sumber:
✓ Kitab Al-Khulafa' Ar-Rasyidun - Dirasat Tarikhiyah Li Sanati Ats-Tsanawiyah Al-Mutawasithah
✓ Pelajaran Tarikh Kelas 2 Mualim Ponpes Darul Atsar - Al-Ustadz Fauzi Nur
***
Posting Komentar untuk "#02 Baiat kepada Utsman radhiyallahu 'anhu sebagai Khalifah"