Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

PENGENALAN MENULIS dan CARA BELAJAR MENULIS SINGKAT & MUDAH

 1. Pendahuluan

          Menulis, sejatinya mudah jika kita renungkan asal-usul komunikasi manusia dengan menggunakan bahasa. Tulisan itu, sejatinya hanya perluasan atau pengembangan dari kondisi alamiah kita.

          Jadi, siapapun bisa menulis, asal ia mau mengembangkan apa yang telah ada pada dirinya sejak lahir.

          Berikut beberapa dasar yang menjadi acuannya.

Komunikasi alamiah bayi

          Jika kita melihat proses pertumbuhan manusia dari bayi sampai dewasa, maka dapat pula kita melihat pertumbuhan proses berpikir manusia.
          
          Pertama, mensifati benda-benda. Bayi, akan merasakan dunia dengan pencerapan panca inderanya. Ia merasakan sentuhan ibu dengan kulitnya, bereaksi bila mendengar suara-suara, mencium bau-bauan, melihat benda-benda di hadapannya, dan bahkan mengecap dengan lidahnya rasa susu. Lebih dari itu semua benda akan dimakannya, ia ingin mengetahui apa rasa benda-benda tersebut dengan indera pengecapnya. Inilah yang akhirnya manusia dewasa mendeskripsikan segala hal, mensifati benda-benda dan suasana.
          
          Kedua, ketika bayi mulai tumbuh terus, mulailah ia bergerak, bertindak. Bayi mulai tengkurap, ongkong-ongkong, merangkak dan akhirnya berdiri dan berjalan. Ia mulai merasakan ruang yang selaras dengan waktu. Maka, sejak itu timbullah cerita. Kisah berlanjut terus sampai dewasa dan tua.
          
          Ketiga, bayi tumbuh menjadi anak-anak, maka akalnyapun bertambah. Deskripsi benda-benda, suasana ditambah dengan tindak-tanduknya yang mengandung cerita menimbulkan fakta-fakta pada dirinya maupun lingkungannya. Akhirnya ia mampu menyimpulkan. Kesimpulan-kesimpulan itu mengandung pendapat-pendapat. Dan ketika ia dewasa, proses penalarannya semakin rumit, dan menghasilkan opini-opini, argumentasi dan eksposisi.
          
          Sehingga, dapat kita simpulkan bahwa Opini, Kesimpulan-kesimpulan, atau Pendapat tak akan ada sebelum ada Deskripsi dan tindak-tanduk manusia dalam Cerita atau Kisah. Peristiwa, kejadian selalu mengawali adanya kesimpulan, faedah atau hikmah kehidupan.


Tulisan berasal dari pengembangan dasar komunikasi, yaitu tiga Pola Kalimat

          Dari dasar komunikasi bayi sampai menjadi manusia dewasa, ternyata memang demikianlah para ahli bahasa menyimpulkan adanya tiga pola kalimat dalam bahasa Indonesia, yaitu: 


           Subjek                 Predikat
          1. Kata Benda      Kata Kerja
               Ali                      menulis
          
          2. Kata Benda.     Kata Sifat
               Ali                       cerdas
          
          3. Kata Benda.     Kata Benda
               Ali                       pelajar
          

          Perhatikan predikat dalam ketiga pola kalimat tersebut, masing-masing bisa mengembang ke bentuk-bentuk wacana tulisan:

          1. Kata Kerja > Cerita atau Kisah

          2. Kata Sifat > Deskripsi

          3. Kata Benda > Opini /Pendapat

Pikiran bisa mengembang

            Imajinasikan gerak mengembang, dari yang sempit menjadi lebar, dari yang kecil menjadi besar. Kita bisa mengembangkan tulisan atau cerita. Sering kita jumpai kalimat-kalimat yang masih umum atau global, seperti :

         Aku bertamasya ke gunung.
         Komunis (itu) kejam.
         Teroris (adalah) Khawarij.

dan sebagainya.

            Kalimat-kalimat utama yang pendek itu masih bisa kita kembangkan lagi menjadi tulisan yang lebih panjang, lebih rinci, dan lebih jelas.

        Mungkin kita pernah dengar istilah paragraf deduktif. Nah, itulah dia.

        Dalam kenyataan sehari-haripun, berpikirlah untuk mengembangkan sesuatu. Jangan cepat menganggap remeh atau tak berharga sesuatu atau seseorang. Berpikirlah bahwa segala sesuatu bisa dikembangkan menjadi lebih besar dan bermakna. Sesuatu yang kecil, di mata penulis mampu dijadikan menjadi sesuatu yang patut dipermasalahkan dan penuh makna yang dalam.

           Menulis adalah salah satu cara memicu agar pikiran bisa mengembang.

2. Cara mudah membuat 3 macam paragraf Deduktif: Deskripsi, Cerita, dan Pendapat

          Paragraf Deduktif adalah paragraf yang kalimat pokok atau kalimat utamanya pada awal paragraf. 
          Kalimat pokok adalah kalimat umum yang menjadi gagasan utama, yang dijelaskan secara rinci pada kalimat-kalimat berikutnya dalam paragraf tersebut. Perhatikan contoh-contoh berikut, kalimat yang tercetak tebal merupakan kalimat utamanya:

Paragraf Deduktif Deskripsi

          Pada pagi hari, suasana lingkungan rumah Abdurrahman begitu indah. Di sekitar rumah berderet pohon-pohon yang memberi keteduhan. Sementara itu, kicau burung menambah semaraknya pagi itu. Di kejauhan, terlihat gunung Sumbing yang gagah dan gunung Sindoro yang penuh misteri.

Paragraf Deduktif Cerita

          Sungguh malang benar nasibku hari itu. Jam meja yang biasanya berdering pukul 6.00 untuk membangunkan aku, kali ini membisu karena lupa diputar. Akibatnya aku terlambat bangun. Cepat-cepat aku pergi ke kamar mandi. Ternyata sabun mandi pun habis lupa membelinya kemarin sore. Mau berpakaian semua baju kotor sehingga terpaksa aku memakai baju bekas kemarin. Mau sarapan, nasi hangus. Tambahan lagi sewaktu menunggu bus untuk pergi ke kantor, bus selalu penuh. Akhirnya dapat yang kosong, parahnya mogok pula di tengah jalan. Turun dari kendaraan, baru melangkah dua tiga langkah, disambut hujan lebat bagai dicurahkan dari langit. Amboi, tidak hanya terlambat dan basah kuyup tetapi di kantor dapat omelan dari "bos".

Paragraf Deduktif Pendapat

          Sebagai umat Islam, kita tahu bahwa ikhlas bukan hanya menunjukkan mulianya sebuah amalan. Bahkan ikhlas adalah syarat diterimanya sebuah amalan. Yaitu, bila ingin amal kita diterima, maka harus dilakukan dengan ikhlas dan sesuai contoh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka, bila suatu amalan tidak dilakukan dengan ikhlas, bukan hanya menunjukkan kerendahannya, bahkan amalan itu batal tidak ada nilainya sama sekali di sisi Allah subhana wa ta'ala.

3. Memulai menulis dari hasrat Suka dan Benci

         Kita semua pasti mempunyai rasa suka dan benci. "Apa yang mendorong aku? Apa yang membuat aku semangat, bergairah, gembira, senang, girang, gemar, doyan, cinta, berhasrat, bahagia?" Dan perasaan-perasaan yang sejenis. Begitu pula sebaliknya, "Apa yang membuat aku gregetan, gemas, marah, berang, dongkol, geram, gusar, jengkel, keki, kesal, sebal, muak?" Dan perasaan-perasaan yang semisal.

           Perhatikanlah dorongan apa yang ada dalam diri kita. Apa yang membuat kita penasaran? Adakah hal yang membuatku terganggu atau terngiang-ngiang sampai sekarang? Adakah pertanyaan kehidupan yang aku belum bisa jawab?

          Perasaan-perasaan intens yang memberi dorongan itu sering bersarang dalam pengalaman sederhana dan sehari-hari di masa lampau. Misal dalam kehidupan sehari-hari kita:

Aku gregetan sekali dengan teman-teman yang malu memakai baju muslim, bisa menimbulkan tulisan dengan tema "pakaian syar'i menurut Islam." Misal dengan judul "PD ajalah dengan jubah muslim"

Aku jengkel sekali dengan diriku, kenapa tidak faham juga dengan bahasa Arab, sebagai media memahami agama, menginspirasikan essay dengan tema "wajib belajar bahasa Arab", misalnya dengan judul "Bahasa Arab? , bisa!"

Aku gemes dengan teman-teman yang kurang peduli dengan masalah campur baur dengan wanita berada dalam satu ruangan tertutup. Bisa dengan tema "bahaya campur baur dengan wanita" dengan judul "Jaga pandangan, jaga hati".

Aku gregetan sekali dengan suatu ormas, karena banyak membunuh kaum muslim. Dapat mengusung tema "kekejaman suatu paham" dengan judul "Bahaya radikalisme"

Aku sedih sekali ayahku meninggal, sebab ginjalnya rusak karena banyak minum obat kimia, menimbulkan tema "obat herbal sebagai alternatif" dengan tulisan berjudul "Herbal vs Obat Kimia".

Aku berkhayal menjadi pendaki panjat tebing yang handal bagaikan cecak. Untuk ini bisa dengan tema "survival" dengan judul "Bertahan hidup di tebing-tebing jurang".

Aku suka sekali makanan jajanan apa saja asalkan dari ketan, kelapa dan gula. Wah, yang ini enak bikin tema "makanan jajanan tradisional". Judulnya? "Ketan, kelapa dan gula, bikin lumer lidah".

          Cobalah memulai seperti contoh di atas dengan mengisi tabel berikut:

4. Merapikan struktur tulisan

          Sebelum menulis dalam bentuk paragraf-paragraf, hendaknya membuat kerangka lebih dahulu. Berikut petunjuk singkatnya:

Kisah

          Untuk Kisah, tidak harus memakai paragraf Deduktif, karena terkadang Kisah tak ada Kalimat Utama, karena seluruh kalimat penting dan mengalir begitu saja.
          

Kisah Ekspositoris

         Langsung deskripsi latar waktu, dan tempat. Cerita mengalir berdasarkan urutan waktu.

Kisah Impresionistis

Awal, deskripsi latar waktu dan tempat, mengenalkan tokoh-tokoh.
Tengah, cerita menuju penggawatan, lalu klimaks konflik.
Akhir, akhir cerita bisa baik, bisa buruk.

Pendapat /Opini

          Pendapatku adalah: ...
          Alasan-alasannya /Fakta-faktanya:
          1. ...
          2. ...
          3. Dan seterusnya.
          ✓ Buat paragraf-paragraf deduktif pendapat dan deskripsi berdasarkan kerangka tersebut. 
          ✓ Lalu tambahkan paragraf Intro di paling awal, yaitu sebelum paragraf Pendapatku. 
          Dan, tambahkan pula paragraf Kesimpulan dan Saran-saran di akhir.

Deskripsi

          Tulisan deskripsi, umumnya tak bisa berdiri sendiri. Deskripsi melengkapi, bahkan musti ada untuk memperjelas wacana tulisan Kisah dan Opini.

***
www.sketsarumah.com
www.sketsarumah.com Sederhana itu Lebih - Less is More. Desain bukanlah menambah-nambah biar berfungsi, tetapi desain adalah menyederhanakan agar berdaya guna.

Posting Komentar untuk "PENGENALAN MENULIS dan CARA BELAJAR MENULIS SINGKAT & MUDAH"

Menjadi Penulis Terampil
Hanya dari kebiasaan menulis sederhana
Motivasi Menulis

Gimana nih! memulai menulis

Motivasi Menulis
Kejutan dulu,
lalu Keteraturan

Bahasa Indonesia
Belajar
tentang Kalimat

Motivasi Menulis

Merekam objek ide tulisan

Bahasa Indonesia
Belajar
Menulis Artikel

Bahasa Indonesia
Belajar
tentang Kata

Motivasi Menulis
Agar Menulis
tidak Lumpuh

Bahasa Indonesia
Belajar
Gaya Bahasa

menulis.sketsarumah.com
Seputar #sejarahislam #biografi #salafushshalih #caramenulis #deskripsi , #eksposisi , #artikel , #essay , #feature , #ceritanyata , #cerpen nonfiksi , #novel nonfiksi , #kisah inspiratif , #biografi inspiratif di studio www.sketsarumah.com.

Ikuti yuk!
Telegram: t.me/menulissketsarumah_com
Twitter: twitter.com/menulisketsarmh

Simpan yuk!
WhatsApp: wa.me/+6285100138746 dengan nama: www.sketsarumah.com