Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Sarapan buah membuat sakit perut : mitos!


          Pagi yang berembun dan indah di abad 20.

          Seperti biasa, setelah sholat subuh di masjid aku menuju 'rumah belajar'. 'Rumah belajar' itu apa sih? 'Rumah belajar' itu adalah semacam pondok pesantren, rumah tempat belajar anak-anak didik seusia Sekolah Dasar. Di rumah belajar anak-anak didik ada yang menginap (mondok) atau ada juga yang pulang pergi dari rumah-rumah mereka yang berada dekat lingkungan 'rumah belajar'. 'Rumah Belajar' berada di daerah Tanah Baru, Depok berbatasan dengan daerah Ciganjur, Jakarta. 'Rumah belajar' ini dinamakan "rumah belajar Ibnu Abbas'.

          Anak-anak rumah belajar sudah berkumpul di sekitar rumah belajar. Mereka terlihat sedang duduk-duduk di teras rumah belajar, di bawah pepohonan, ada juga yang sedang bergelayutan pada tali yang terikat pada pohon rambutan di arena bermain. Memang suasana rumah belajar benar-benar menyatu dengan alam sekitarnya.

          "Ayo ..! ayo...!" aku memangil anak-anak untuk berkumpul. Mereka sudah tahu kalau aku sudah datang, biasanya langsung berbaris. Anak-anak akan berolah raga.

          "Satu !, Dua ! Tiga ! Empat ...!" mulailah aku mengajar olah raga anak-anak. Anak-anak terlihat lucu-lucu. Mudah-mudahan menjadi anak-anak yang kuat, sehat dan sholeh tentunya.

          Tanpa terasa sudah lama juga kami berolahraga. Keringat sudah mulai menguap, walau tidak sampai bercucuran karena uap keringat kami dilawan oleh udara pagi yang masih dingin.
            Kami baru saja mengakhiri olah raga kami. Aku melihat di sekelilingku. Pohon-pohon rambutan di sekitar rumah belajar tidak seperti biasanya. Biasanya pohon-pohon ini berwarna hijau karena dedaunan yang lebat. Tapi kali ini musim rambutan. Buah-buah yang masih hijau dan yang sudah merah mulai nampak. Buah-buah rambutan yang banyak itu membuat dahan-dahan terlihat terlalu berat. Saya mulai berpikir dan mempunyai ide untuk mengambil buah rambutan itu dan memakannya sebagai sarapan. Yah! sarapan buah rambutan, kenapa tidak?

         Mulailah aku mengambil buah rambutan itu yang memang siapa saja boleh mengambilnya. Aku mengambilnya dengan galah. Terkadang kalau galah tidak sampai menjangkau buah-buah itu, aku lempar dengan sebilah kayu. Akhirnya buah-buah rambutan tersebut berjatuhan. Anak-anak melihat ini, mereka ikut mengumpulkannya. Anak-anak rumah belajar bukanlah anak-anak yang tidak terdidik. mereka mengumpulkannya secara spontanitas tanpa berani mengambilnya. Masya Allah,...anak-anak yang baik.
            Setelah terkumpul banyak, aku hitung anak-anak ada berapa. Wal hasil akhirnya kami bagi rata sesuai jumlah anak-anak dan aku tentunya. Setelah itu kami makan beramai-ramai. Hmm...nikmat sekali! Nikmat yang langsung Allah beri pada kami semua. Makan buah rambutan langsung dari pohonnya. Tidak harus beli!

         "Hayo!, anak-anak pagi-pagi kok sudah makan buah rambutan!!!? Nanti sakit perut!" bentak suara seseorang mambuat terkejut kami semua.
            
            Ah.., ternyata Bang Agus. Bang Agus adalah bagian perawatan bangunan rumah belajar. Seperti biasanya kalau ada kerusakan pada bangunan rumah belajar dia akan datang pagi-pagi dan mulai melakukan tugasnya.

           "Wah...wah ...!!! anak-anak kok makan rambutan? Pagi-pagi begini! mules nanti!!!" muncul lagi ustadz Amam pengajar dan pengasuh anak-anak rumah belajar yang tinggal di rumah belajar. Ustadz Amam melihat sambil geleng-geleng kepala.

          "Ini stadz ...itu ....," sambil anak-anak menunjuk ke arahku. Dengan setengah takut anak-anak semua memandangku. Seolah-olah mereka memberi isyarat bahwa, akulah yang menjadi biang keladinya.

          "Emmm..., begini lho ...ini sebetulnya tidak apa-apa kok," aku melakukan pembelaan.

          "Sudah .., sudah," kata ustadz Amam sambil mulai mengumpulkan anak-anak. Anak-anak memang harus segera mandi, sarapan dan setelah itu siap-siap untuk mengikuti pelajaran berikutnya hari ini. Dengan waktu sesempit itu, aku tak bisa menjelaskan duduk persoalannya bahwa makan buah di pagi hari itu bukan suatu masalah bagi tubuh kita. Bahkan ini menyehatkan badan. Buah dimakan di waktu pagi hari mengakibatkan sakit perut hanyalah mitos dari nenek-nenek kita.

            Alhamdulillah, akhirnya hal ini bisa aku jelaskan pada rapat guru rumah belajar Ibnu Abbas yang biasa kami adakan.

            Nah! apa sih yang aku paparkan dalam rapat tersebut? Baik, aku jelaskan di sini sebagai tambahan ilmu Anda. Aku bukan ahli nutrisi tapi aku mau berbagi pengalaman dengan Anda.

            Buah adalah makanan pembentuk basa, karena setelah dimetabolisme oleh tubuh akan meninggalkan abu mineral logam.Kandungan protein dan lemak kecil sehingga kalorinya boleh diabaikan. Buah banyak mengandung serat dan air yang berfungsi untuk membersihkan kotoran dari dalam saluran usus besar. Kebersihan usus besar adalah faktor penting dalam menunjang kesehatan termasuk juga dalam menhjaga berat badan yang ideal.

            Buah juga memilki kandungan elemen gas karbon yang tinggi. Elemen gas karbon ini diperlukan oleh setiap manusia yang hidup. Karbon berfungsi sebagai 'tungku' pembakaran sisa-sisa yang berasal dari sistem pencernaan, aliran darah, organ bagian dalam, jaringan kulit sampai seluruh sel tubuh.
            Nah, siklus pembuangan sisa-sisa secara alamiah pada tubuh manusia lebih intensif dilakukan pada pagi hari. Buktinya, kalau pagi-pagi bangun tidur tentu Anda sering mengalami ingin buang air kecil atau buang air besar.

            Maka dari itu, buah-buahan adalah makanan yang baik dan serasi untuk sarapan pagi.

            Banyak orang tidak yakin bahwa buah-buahan sebaiknya dikonsumsi di pagi hari atau bahkan ketika perut masih kosong, karena khawatir sakit perut. Buah-buahan sudah terbukti tidak akan menjadi masalah jika mengkonsumsinya benar. Cara makan buah yang benar antara lain :

  • Dicuci bersih
          Selain untuk menghilangkan kotoran, juga mengurangi efek pestisida.

  • Pilih buah yang tidak mentah, tidak busuk, tidak berjamur dan tidak memar.
          Buah yang matang tidak memerlukan tahap awal pencernaan karena penguraiannya sudah dilakukan oleh enzimnya sendiri. Artinya, buah tidak dicerna di dalam lambung, tapi enzimnya sendirilah yang menguraikan ikatan hidrat arang menjadi bentuk zat gula yang lebih sederhana. Makan buah matang juga mengurangi beban pencernaan, menhemat energi bahkan tubuh akan mendapatkan energi lebih cepat. Buah yang langsung dikonsumsi langsung dari pohon tentulah yang paling baik. Buah yang dijual di pasar atau di toko-toko buah terkadang menggunakan pengawet disamping perjalanan panjang dan proses penyimpanan dapat menurunkan efektifitas enzim dan kwalitas gizinya.

  • Tidak dikonsumsi bersama makanan lain atau segera sesudah makanan lain.
          Secara alamiah buah sudah mengandung kombinasi unsur gula dan asam dosis tinggi (asam askorbat/vitamin C). Sedangkan gula tidak tidak serasi dengan makanan tinggi pati, juga protein dan lemak. Selain itu buah berada dalam lambung selama 20-30 menit. Sedangkan pati, protein dan lemak dicerna di dalam lambung selama 2 jam lebih. Selain itu asam dosis tinggi yang terdapat pada buah dapat menurunkan efektifitas enzim pengurai pati maupun protein.

  • Makan buah harus perlahan dan sedikit demi sedikit.
          Semakin tinggi kandungan air yang terdapat pada buah, semakin cepat buah meninggalkan lambung. Jika dikonsumsi sekaligus banyak, besar kemungkinan sebagian buah tidak sempat bersentuhan dengan asam lambung. Buah harus dikonsumsi sedikit demi sedikit atau perlahan-lahan sampai terasa pas mengisi perut. Berhentilah makan buah bila sudah terasa cukup kenyang agar lambung dapat bekerja leluasa. Cara makan buah seperti ini tidak akan membuat sakit perut dan tidak membuat lekas lapar sampai 1 atau 2 jam. Melahap buah sekaligus banyak dapat mengakibatkan sakit kepala dan rasa mual karena tekanan gula darah melonjak secara mendadak.

  • Kalau ada buah yang dipilh adalah buah yang dibudidayakan secara organik (tidak dirawat dengan zat-zat kimia)

            Lalu, kebiasaan kita orang Indonesia sarapan pagi dengan nasi goreng yang ditemani telor goreng 'ceplok' atau 'dadar'. Ini bagaimana?

            Sarapan nasi goreng dengan dihiasi telor, dapat memperlambat proses pencernaan di lambung sampai 6-8 jam, tergantung porsi yang dimakan. Ini juga disebabkan nasi dan telor bukanlan kombinasi makanan yang serasi yang baik untuk melancarkan pencernaan dalam lambung. Proses pencernaan ini dengan sendirinya akan menghabiskan energi, makanan tidak tercerna dengan sempurna, dan meninggalkan lapisan residu yang akan menyumbat sistem tubuh. 
            Apalagi ditambah bahwa kita ketahui bersama sudah aku jelaskan di atas waktu pagi hari adalah waktu membuang sisa-sisa pembakaran dalam tubuh. Lha kok malah di tambah sisa-sisa lapisan residu tadi.
            Siklus pembuangan baru bisa disebut efisien bila tidak hanya sisa kotaoran yang terbuang, tetapi bila semua toksin yang menupuk dan tersebar di seluruh tubuh ikut terbuang.

            Nah, kalau begitu ganti sarapan kita dengan buah yuk! Sarapan buah salah satu peradaban masyarakat masa depan yang mendambakan kesehatan dan keramahan terhadap lingkungannya.

Daftar Pustaka :
  • Food Combining - Kombinasi Makanan Serasi oleh Andang Gunawan Penerbit PT Gramedia, Jakarta

Tahukah Anda ?
            Umumnya terapi pengobatan alternatif bersifat 'holistik' yaitu menyeluruh sebagai kunci sukses dari terapi. Contoh saja, terapi herbal sebaiknya disertai dengan olah tubuh dan perubahan gaya hidup. Termasuk gaya pola makan atau konsumsi.

Manusia Kaya Hati tidak mau merendahkan dirinya dengan Copy Paste. Silahkan menggunakan tulisan dalam blog ini sebagai referensi atau daftar pustaka asalkan mencantumkan link kami: menulis.sketsarumah.com

Silahkan berkomentar untuk menjalin persahabatan di dunia maya. Komentar Anda adalah kehormatan bagi kami. Marilah menghidupkan kekayaan hati. Peristiwa biasa terkadang adalah sesuatu yang besar, sangat mendasar dan perlu dipersoalkan. 
Terima kasih telah menghentikan kesibukan Anda untuk berkunjung.
www.sketsarumah.com
www.sketsarumah.com Mendesain kebiasaan BELAJAR ilmu syar'i dengan MENULISkannya, diretas bersama teman setia kopi di studio sketsarumah.com.

2 komentar untuk "Sarapan buah membuat sakit perut : mitos!"

  1. Ini versi tulisan dari cerita nt, entah berapa tahun yang laloe, tentang makan rambutan di pagi hari, bagus bos, tapi buah kan mahal

    BalasHapus
  2. Bismillah,

    Insya Allah menjaga kesehatan lebih murah daripada berobat

    BalasHapus
Menjadi Penulis Terampil
Hanya dari kebiasaan menulis sederhana
Motivasi Menulis

Gimana nih! memulai menulis

Motivasi Menulis
Kejutan dulu,
lalu Keteraturan

Bahasa Indonesia
Belajar
tentang Kalimat

Motivasi Menulis

Merekam objek ide tulisan

Bahasa Indonesia
Belajar
Menulis Artikel

Bahasa Indonesia
Belajar
tentang Kata

Motivasi Menulis
Agar Menulis
tidak Lumpuh

Bahasa Indonesia
Belajar
Gaya Bahasa

menulis.sketsarumah.com
Seputar #sejarahislam #biografi #salafushshalih #caramenulis #deskripsi , #eksposisi , #artikel , #essay , #feature , #ceritanyata , #cerpen nonfiksi , #novel nonfiksi , #kisah inspiratif , #biografi inspiratif di studio www.sketsarumah.com.

Ikuti yuk!
Telegram: t.me/menulissketsarumah_com
Twitter: twitter.com/menulisketsarmh

Simpan yuk!
WhatsApp: wa.me/+6285100138746 dengan nama: www.sketsarumah.com