Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Gimana nih! memulainya?

            Kita harus segera memulai menulis. Karena menulis itu bukan bakat, akan tetapi keterampilan. Keterampilan hanya bisa didapatkan dengan latihanBingung untuk memulai? Mudah-mudahan tulisan di bawah ini membantu kita untuk segera memulai menulis.

Bagaimana memulai?

            Kebiasaan membaca sudah sering dilakukan, kepekaan batin sudah terlatih, rekaman obyek sebagai amunisi sudah memenuhi magazin senapan, "pelatuk" siap ditarik, ide tulisanpun sudah berkelebat ke sana kemari di pikiran, akan tetapi bagaimana cara mulai menarik pelatuk senapan penulis agar "moncong" senapan segera menyalak? Bagaimana cara memulai mengekspresikan diri kita melalui media bahasa tulis ?

            Pengalaman mengatakan, bahwa untuk memulai suatu keterampilan baru haruslah mempunyai kesiapan mental yang kuat.

            Akan kita analogikan seperti bagaimana seseorang belajar naik sepeda. Ya, karena naik sepeda adalah keterampilan bukan? Mana ada naik sepeda itu bakat? Semua orang pada akhirnya mampu naik sepeda, kecuali orang yang tidak mau belajar dan latihan naik sepeda. Selama ini hampir tidak ada yang namanya sekolah atau kursus naik sepeda. 

            Dan, persiapan belajar naik sepeda adalah: nekat!

            Dengan modal nekat, akhirnya seseorang bisa mengendarai sepeda dengan enak dan mahir, bahkan ada yang jago sekali dengan gaya "free style" nya naik sepeda BMX, bisa melompat ke sana ke mari, salto, dan sebagainya sampai-sampai sepeda BMXnya seolah-olah menempel mengikuti irama tubuhnya berputar-putar. Sepeda BMX itu sudah bersatu dengan jiwanya.

            Tetapi setelah apa? 

            Setelah melalui proses belajar jatuh bangun, luka-luka, bahkan tidak sedikit yang sampai patah tulang. Kapok? Oh, tidak! ... sudah sembuh, belajar lagi, terus! Sampai bisa! Pasti bisa!

            Belajar naik sepeda adalah contoh sederhana dan simpel untuk menjawab pertanyaan, "Bagaimana memulai menulis?". Jawabnya sekali lagi, "Nekat". Titik.

            Ketika ditanyakan kepada orang yang sudah mahir bersepeda, "Bagaimana caranya pertama kali naik sepeda?" 

            Jawabannya sudah pasti bisa kita duga, "Giring sepeda ke tempat lapang, lalu mulai menginjak pedal, terserah kaki kiri atau kanan dulu, atau langsung naik sadel, lalu GENJOT! Jalan!" 

            Bagaimana jika jatuh? Resiko. Coba lagi, coba lagi sampai bisa.

            Bagaimana kalau tulisan pertama kali ditulis tidak selesai? Selesaikan apapun jadinya!

            Karena apapun keterampilan butuh latihan, latihan, dan latihan. Sekali lagi latihan untuk sampai ke tingkat mahir. Tentu saja, termasuk keterampilan menulis.

            Kepercayaan diri timbul ketika tanpa disangka-sangka seseorang telah mahir naik sepeda, dan dia lupa sama sekali bagaimana mulanya dia susah payah memulainya.

            Demikian pula menulis, ketika tulisannya hampir dia lupakan, tiba-tiba tulisan itu terbaca oleh orang lain dan orang itu mengatakan bahwa tulisannya enak dibaca. Diapun telah lupa bagaimana dia dulu menyelesaikan tulisan itu dari awal hingga akhir. Dan dia berhak menyandang status sebagai seorang penulis.

            Sesungguhnya apa yang membedakan seorang penulis dengan orang yang bukan penulis? Sebagai manusia biasa tidak ada perbedaan di antara keduanya. Akan tetapi secara fungsi beda, penulis adalah produsen dan yang membaca (bukan penulis) adalah konsumen atau penikmat. 

            Lebih tinggi mana nilainya?

            Menulis adalah pekerjaan yang menyenangkan dan nikmat, dia diam tanpa ada suara karena asyiknya menulis di atas selembar kertas dengan kepala hampir menyentuh meja atau komputer dengan jari-jarinya menekan huruf demi huruf secara intens. Lupa sebenarnya sudah lapar, dan harus segera mengisi perut. Saat itu penulis sedang asyik mencurahkan apa yang sudah memenuhi kepalanya yang keluar mengalir tiada henti bak lahar yang keluar terus dari kawah gunung berapi yang akan meletus. Seolah-olah tak ada yang sanggup menghentikan! Tak ada kata "lock down"!

            Yuk! mulailah! Calon-calon penulis handal!
www.sketsarumah.com
www.sketsarumah.com Sederhana itu Lebih - Less is More. Desain bukanlah menambah-nambah biar berfungsi, tetapi desain adalah menyederhanakan agar berdaya guna.

3 komentar untuk "Gimana nih! memulainya?"

  1. Maaf, saya mau tanya.

    Yuk! Menulis. Kenapa "Yuk" miring?
    Trimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kata-kata tidak baku atau beraroma kedaerahan dalam bahasa Indonesia biasa dicetak miring. Setahu saya begitu. Terima kasih sudah berkunjung, silahkan sering-sering mampir.

      Hapus
  2. Masyaalloh begitu menginspirasi,
    Ahsanallohuilaikum wa nafa'a bikum
    Al Islam wal muslimiin

    BalasHapus
Menjadi Penulis Terampil
Hanya dari kebiasaan menulis sederhana
Motivasi Menulis

Gimana nih! memulai menulis

Motivasi Menulis
Kejutan dulu,
lalu Keteraturan

Bahasa Indonesia
Belajar
tentang Kalimat

Motivasi Menulis

Merekam objek ide tulisan

Bahasa Indonesia
Belajar
Menulis Artikel

Bahasa Indonesia
Belajar
tentang Kata

Motivasi Menulis
Agar Menulis
tidak Lumpuh

Bahasa Indonesia
Belajar
Gaya Bahasa

menulis.sketsarumah.com
Seputar #sejarahislam #biografi #salafushshalih #caramenulis #deskripsi , #eksposisi , #artikel , #essay , #feature , #ceritanyata , #cerpen nonfiksi , #novel nonfiksi , #kisah inspiratif , #biografi inspiratif di studio www.sketsarumah.com.

Ikuti yuk!
Telegram: t.me/menulissketsarumah_com
Twitter: twitter.com/menulisketsarmh

Simpan yuk!
WhatsApp: wa.me/+6285100138746 dengan nama: www.sketsarumah.com