#07 Outline Biografi Inspiratif, Fase Kedua & Ketiga
Eits! sebentar ... sudah baca postingan Outline (Kerangka) Bab demi Bab dalam Biografi Inspiratif (6) belum? Jika belum KLIK /TAP > DI SINI. Jika sudah abaikan. Yuk! lanjut baca.
Fase Kedua
Pada fase kedua ini, mulailah timbul karakter-karakter lawan dari karakter-karakter pada fase pertama. Karakter-karakter itu timbul atas reaksi yang terjadi pada fase pertama dan dipicu oleh pengaruh karakter bapak Ngadiman yang suka berpetualang ke pelosok-pelosok. Ini dikarenakan bapaknya sebagai pegawai pemerintah departemen Transmigrasi, sehingga ia sering meninjau ke lapangan proyek persiapan lahan bagi transmigran di hutan-hutan Sumatra dan Kalimantan.
Bersamaan mulai timbul karakter-karakter tersebut, maka mulailah pula timbul Konsistensi Hasrat yang semakin jelas sesuai dengan perkembangan usia dan akalnya. Seperti telah dijelaskan di atas yaitu: bagaimana agar di terima oleh lingkungan dan masyarakatnya. Diterima teman-teman, tetangga, dan sebagainya. Ada percik-percik awal pemberontakan terhadap kungkungan ibunya. Halangannya adalah batin Ngadiman sendiri, karena ia berusaha melawan karakter yang terbentuk akibat peristiwa-peristiwa yang dialaminya fase pertama
Kelompok karakter karena pengaruh bapaknya (baru bisa mulai timbul pada Fase Kedua /Usia SMP):
- Tak mau diatur, melawan, memberontak (tidak disiplin)
- Suka kejutan, hal-hal yang baru
- Otak kanan, imajinasi
- Berusaha melawan watak takutnya
- Berusaha melawan sifat pemalunya, dengan cara memaksa diri tampil di depan umum.
- Berusaha memulai pembicaraan kepada orang yang baru dikenal, dilanjutkan mencoba menyampaikan ide atau pendapat.
- Berusaha menenangkan dan menguasai diri jika grogi, walaupun awalnya berdebar-debar.
- Berusaha bermasyarakat dan berteman kepada semua orang, mengikuti berbagai kegiatan.
Jika pada fase pertama watak Ngadiman sebagai hasil atau akibat dari peristiwa-peristiwa keras dari ibunya sebagai sebabnya, pada fase kedua ini karakter-karakter yang timbul justru menjadi sebab. Ini dikarenakan karakter-karakter itu timbul selain dari pengaruh karakter Bapaknya sebagai pemicu, karakter-karakter itu diusahakan secara sengaja oleh Ngadiman untuk menghilangkan karakter-karakter yang ada pada fase pertama yang merupakan kekurangan-kekurangan bagi pribadi Ngadiman. Ia menyadari, dan ia berusaha meninggalkannya, dengan berusaha menumbuhkan sifat-sifat lawannya.
Sehingga, disini dapat disederhanakan secara premis adalah: hasrat Ngadiman pada fase kedua ini adalah ingin mempunyai karakter seperti bapaknya, dan halangannya adalah watak lamanya atas pengaruh ibunya. Hasilnya sedikit demi sedikit timbul karakter-karakter yang diharapkan. Dan, semakin jelas pada usia SMA, berlanjut pada usia kuliah di perguruan tinggi.
Fakta-fakta, akibat atau hasil dari sebab watak yang sengaja ditimbulkan adalah:
- Berinteraksi dengan teman-teman etnis Cina dan ikut nongkrong di Tugu Bulek, di pusat kota Bengkulu.
- Ikut narik angkutan umum punya orang tua dengan sopirnya, sebagai kenek, tanpa sepengetahuan orang tua sampai malam hari. Orang tua sedang dinas ke luar kota.
- Ikut Pramuka, ini bukan suruhan orang tua. Tetapi atas kemauan sendiri dan dorongan Endi (kakak).
- Bongkar-bongkar lemari bapak untuk memainkan pistol FN Bapak tanpa sepengetahuan Bapak. Bapak memiliki pistol, karena memang difasilitasi pemerintah. Ini dikarenakan kegiatan Bapak sering ke hutan-hutan, dan zaman itu masih banyak binatang buas dan begal atau perampok.
- Suka, ketika diajak Bapak ke lapangan proyek transmigrasi, di antaranya ke Pulau Bay, Cengkri, dan Kurotidur, Bengkulu Utara.
- Membuat kelompok belajar, ini inisiatif Ngadiman sendiri. Dia yang memmelopori teman-temannya, bukan suruhan orang tuanya.
- Aktif dalam organisasi siswa sekolah, juga atas inisiatif sendiri dan dipilih oleh pihak sekolah.
- Selalu ingin bisa membaca doa-doa dalam bahasa Arab dan Al Qur'an, sedangkan orang tuanya kurang perhatian masalah tersebut. Sehingga Ngadiman kadang merasa malu terhadap teman-temannya yang Islam dari kalangan asli suku Sumatra yang memang terkenal kuat dalam masalah pendidikan agama.
- Tidak suka ditekan, dizalimi, dan dikendalikan teman, walaupun teman akrab sekalipun. Kalaupun ada teman yang seperti itu terhadapnya, Ngadiman selalu menghindar dan menjauhi temannya itu, bukan melawan.
Interupsi!: Jika Sobat menggunakan smart phone, silahkan rotasi layar 90 derajat dari potret (berdiri) menjadi lanskap (rebah) untuk kenyamanan melihat tabel berikut di bawah ini.
Hasrat | Bab & Judul | Tokoh | Tempat | Tema |
---|---|---|---|---|
Konsistensi Hasrat | #7 Hanyut |
| Sekolah, Bengkulu Pantai Panjang, Bengkulu | Konflik batin antara kedisiplinan didikan ibu, dengan hasrat bermasyarakat pengaruh Bapak. |
idem | #8 Terpukau |
| Kota Bengkulu | Masih tersisa watak penakut Ngadiman |
idem | #9 Perjalanan |
| Pulau Bai, Bengkulu Cengkri, Bengkulu Kurotidur, Bengkulu Palembang Baturaja | Hakikat perjalanan adalah petualangan mental menuju kebebasan jiwa. |
idem | #10 Ibukota |
| SMA 3 Teladan, Jakarta Kepulauan Seribu Setiabudi, Jakarta Gelora Kuningan, Rasuna Said | Hasrat bermasyarakat, ingin banyak teman, bersosialisasi, ingin baik. Tetapi sedikit menyesal dengan adanya pengaruh jelek ibukota. |
idem | #11 Bambang |
| Setiabudi SMA 3 Teladan, Jakarta | Hanya ikut arus teman-teman yang berperangai jelek terhadap gurunya. Ngerjain guru dengan tinja tiruan. |
idem | #12 Usus Buntu |
| Rumah Setiabudi Ruang praktek Dokter Bayu Rumah Sakit AL Bendungan Hilir | Sakit adalah takdir Allah, dan hampir-hampir saja mendekati gerbang kematian. Seluruh hasrat terhenti. Ada hikmah dibalik itu. Hanya saja Ngadiman bukannya bangkit, tetapi ia semakin terpuruk dan minder dalam pergaulan |
idem | #13 Tragedi |
| Kampus Cikini Menteng Jalan Sabang Bengkel Cat Mobil | Puncak keterpurukan akibat hasrat bersosialisasi, ingin banyak teman, diterima lingkungan. Tetapi Ngadiman salah memilih teman akibat minder dan rapuhnya kepribadiannya. |
idem | #14 Keluarga Iwan |
| Rumah Iwan, Komplek Mabad Kampus ISTN, Srengseng | Merasakan sedikit sejuknya keluarga bahagia. Bahagia bentuk lain, selain berteman, yang belum pernah Ngadiman rasakan di keluarganya sendiri. Apakah ini yang Ngadiman cari? Ada konflik dengan ibu. |
idem | #15 Nyaris (2) |
| Di dalam mobil Kijang Lenteng Agung Warung burjo | Tanda-tanda peringatan dari Allah akan kematian kembali. |
idem | #16 Takut |
| Puncak Pass Kebun Teh | Melawan dan berusaha melenyapkan watak penakut. |
idem | #17 Bukan Nyaris lagi |
| Gajah Mungkur, Wonogiri Solo | Kehendak Allah di atas kehendak manusia. Hasrat bagaimanapun jika tak sesuai fitrah Allah akan beri tanda-tanda. Mirip dengan kejadian sakit usus buntu. |
idem | #18 Tondano |
| Halim Perdana Kusumah Di dalam pesawat Hercules Danau Tondano | Konflik batin antara nilai-nilai Islam dan Non Muslim |
Fase ketiga
Interupsi!: Jika Sobat menggunakan smart phone, silahkan rotasi layar 90 derajat dari potret (berdiri) menjadi lanskap (rebah) untuk kenyamanan melihat tabel berikut di bawah ini.
Hasrat | Bab & Judul | Tokoh | Tempat | Tema |
---|---|---|---|---|
Iluminasi Hasrat | #19 Cahaya |
| Kosan, Srengseng Kosan baru | Kesadaran baru, hasrat kebahagian yang Ngadiman cari ternyata keliru. Akhirnya Ngadiman memperbarui hasratnya, hasrat tujuan hidup yang hakiki, kebahagian hakiki, kehidupan setelah mati. |
Posting Komentar untuk "#07 Outline Biografi Inspiratif, Fase Kedua & Ketiga"