#09 Cara Memulai Kebiasaan Menulis
Menjadikan ISYARAT
Kebiasaan Menulis TERLIHAT
Menentukan kapan dan dimana kebiasaan menulis dilakukan
Kita ingin menerapkan kebiasaan menulis, tetapi tanpa gambaran rinci tentang pelaksanaannya.
"Aku akan lebih sering menulis." Namun kita tidak pernah mengatakan kapan dan dimana kebiasaan itu akan dimulai. Kita menyerahkan pada nasib, "seingatnya saja", atau pas lagi "mood" saja.
Sebagian besar kita mengira diri kita kurang termotivasi, sebenarnya tidak demikian. Kita kurang jelas. Kapan dan dimana aksi akan dilaksanakan, gak jelas. Bahkan yang mengherankan, kita menghabiskan waktu hampir seluruh hidup kita menunggu kapan waktu yang tepat untuk memulai kebiasaan menulis.
Begitu niat memulai kebiasaan menulis ditetapkan, tidak ada yang mengharuskan kita menunggu sampai turun inspirasi untuk memulainya, "Mulai gak ya?". Ketika detik itu juga saatnya beraksi, maka tak ada keputusan lagi. Tinggal ikuti rencana yang telah ditetapkan.
Cara paling sederhana untuk menerapkan strategi ini pada kebiasaan menulis, dengan menyempurnakan kalimat berikut:
Aku akan MENULIS pada [WAKTU] di [LOKASI].
Contoh:
✓ Aku akan menulis selama 30 menit pada pukul 04.00 pagi di kamar tidur.✓ Aku akan membaca buku atau kitab, atau membaca paragraf yang sudah aku tulis selama 1 jam pukul 19.30 di ruang kerja.✓ Dan sebagainya.
Jika kita tak yakin kapan sebaiknya memulai kebiasaan menulis, bisa kita coba hari pertama dalam satu pekan, misalnya hari Senin. Mengapa? Kita lebih mungkin melaksanakannya pada waktu-waktu seperti itu, karena harapan dan semangatnya lebih tinggi. Jika kita punya harapan dan semangat, kita punya alasan terhadap diri kita sendiri untuk bertindak. Awal yang masih segar biasanya memunculkan motivasi.
Manfaat lain dari penerapan kebiasaan menulis yang jelas waktu dan tempatnya adalah:
Membantu menolak hal-hal yang menghambat kemajuan keterampilan menulis, seperti pengalihan perhatian yang mengeluarkan kita dari jalur yang telah dijadwalkan. Kita sering meluluskan permintaan-permintaan remeh teman kita misalnya, karena kita tidak cukup jelas dalam melakukan kebiasaan menulis, sehingga kita tidak punya alasan yang jelas untuk menolaknya.
Ketika obsesi kita tentang menulis samar, mudah saja bagi kita untuk melakukan pembenaran pengecualian-pengecualian kecil sepanjang hari. Ujung-ujungnya realisasi kebiasaan menulis kita berantakan, dan tentu jauh dari kesuksesan.
Ketika waktu dan lokasi ditetapkan, dan dengan kedisiplinan pengulangan telah mencapai kecukupan, maka terjadilah otomatisasi. Sehingga kita sampai pada taraf melakukan kebiasaan menulis, tetapi tidak tahu alasannya. Kita akan gelisah pada waktu yang telah ditetapkan untuk menulis, jika kita tidak melakukannya.
Menempelkan kebiasaan menulis pada kebiasaan yang lain
Kita seringkali melakukan sesuatu mengikuti apa yang baru saja kita lakukan. Misalnya:✓ Membersihkan rumput liar di halaman rumah, lalu tiba-tiba lanjut membersihkan saluran pembuangan, kemudian melihat dahan-dahan pohon dan memotongi dahan-dahan pohon yang mulai tumbuh liar.✓ Belanja kebutuhan pokok di supermarket, sekonyong-konyong lanjut beli kopi, dan alat-alat seduhnya sekalian.✓ Dan sebagainya.
Pola ini ada dimana-mana. Tak ada perilaku mandiri. Tiap kegiatan mampu menjadi isyarat yang merangsang tindakan berikutnya.
Nah, dalam kaitan membangun kebiasaan menulis, kita bisa memanfaatkan kecenderungan perilaku beruntun ini. Setelah kita mengidentifikasi kebiasaan yang telah ada setiap hari pada Bab #08 Menjadikan ISYARAT menulis TERLIHAT - Daftar Penilaian Kebiasaan, kemudian kita dapat menempelkan kebiasaan menulis pada kebiasaan yang sudah ada, bila memungkinkan.
Rumus menempel kebiasaan menulis adalah berikut:
Setelah [KEBIASAAN YANG TELAH ADA] aku akan MENULIS.
Contoh:
✓ Setiap pagi setelah SHALAT LAIL DAN WITIR, aku akan MENULIS selama 30 menit.✓ Setiap malam setelah SHALAT ISYA, aku akan MEMBACA BUKU, KITAB ATAU PARAGRAF YANG TELAH JADI selama 1 jam.✓ Setiap pagi setelah DZIKIR PAGI DAN AL-QUR'AN aku akan MENYIAPKAN POSTINGAN DI BLOG ATAU DI CHANNEL selama 15 menit.✓ Setiap siang setelah MENYELESAIKAN SATU PEKERJAAN KEGIATAN RUTIN aku akan MENCATAT IDE TULISAN KE APLIKASI NOTEPAD DI HP selama 5 menit.✓ Dan seterusnya.
Akan lebih jelas lagi, jika kita lihat pada AGENDA JADWAL HARIAN PER JAM BLOGGER AHLUS SUNNAH yang terlampir.
Kita juga dapat menyisipkan perilaku-perilaku yang terkait menulis ke tengah-tengah rutinitas yang telah ada. Semisal,
Karena poin Memeriksa gawai cerdas mendapat nilai buruk (-), maka bisa kita ganti dengan yang bernilai baik (+) terkait perilaku menulis. Misalnya kita akan mengembangkan kebiasaan membaca lebih banyak setiap malam. Kita dapat mengembangkan "tempelan kebiasaan membaca" (membaca termasuk kebiasaan terkait menulis) dan mencoba seperti ini:
Menempelkan kebiasaan menulis, memungkinkan kita mewujudkan serangkaian "aturan main sederhana" untuk menggiring perilaku kita di saat-saat akan datang. Seakan-akan kita senantiasa memiliki rencana aksi yang terus menerus bersambungan untuk dilakukan tanpa henti.
Kita coba perbaiki kebiasaan sehari-hari kita terkait kebiasaan menulis.
AGENDA JADWAL HARIAN PER JAM BLOGGER AHLUS SUNNAH
Menempelkan kebiasaan menulis pada momen-momen yang memicu
Setelah kita praktekkan, dan kita mulai nyaman dengan jadwal tersebut, kitapun bisa mengembangkan lebih detail "tempelan kebiasaan terkait menulis" untuk memandu jika situasinya tepat. Contohnya:✓ Jika melihat orang berjualan di keramaian, aku akan catat ide.✓ Ketika ada momen waktu menunggu seperti di ruang tunggu rumah sakit, atau di antrian pom bensin, aku akan membaca atau mengetik satu, dua paragraf di hp.✓ Ketika waktu istirahat sambil rebahan aku mengetik satu atau dua kalimat kutipan ulama.✓ Dan sebagainya.
Dalam teknik ini, kita tak terkait waktu tertentu seperti cara pertama dan kedua. Namun, dengan cara memilih isyarat yang tepat untuk merangsang aksi kebiasaan menulis.
Dengan menetapkan kapan dan dimana kebiasaan menulis ke dalam rutinitas sehari-hari, terkadang situasi dan kondisinya tidak tepat. Misalnya, kita menetapkan setiap pagi setelah DZIKIR PAGI DAN AL-QUR'AN aku akan MENYIAPKAN POSTINGAN DI BLOG ATAU DI CHANNEL selama 15 menit. Ternyata di waktu itu tidak memungkinkan, karena musti ada tugas lain dari keluarga atau tugas di tempat kita berkegiatan. Berarti saat dan tempat itu tidak tepat untuk melakukan hal tersebut.
Jadwal yang telah kita buat memang adalah hal yang telah paten, tetapi sifatnya tetap fleksibel. Sehingga kita bisa menggantinya di waktu lain dengan cara teknik ketiga tersebut di atas. Yaitu pada momen-momen yang memicu atau pada momen-momen jeda waktu kosong di sela-sela rutinitas sehari-hari. Pandai-pandailah kita menyelipkan kebiasaan menulis pada kebiasaan-kebiasaan yang lain. Sehingga tidak memaksa melakukan kebiasaan menulis ketika kita cenderung sibuk dengan sesuatu yang lebih utama.
Hal yang perlu diperhatikan juga, bahwa kebiasaan menulis mustilah mempunyai frekuensi yang sama setiap harinya. Janganlah misalnya karena hari Senin hari harapan dan semangat, lalu kita menumpuknya pada hari itu lebih banyak. Itu bukan strategi yang bagus.
Menempel kebiasaan menulis yang berhasil ketika kalimat-kalimatnya sangat spesifik dan langsung bisa dilakukan. Misalnya tempelan kebiasaan menulis kita seperti ini:
✓ Ketika istirahat makan siang, aku akan MENYEMPURNAKAN POSTINGAN DI BLOG ATAU CHANNEL selama 15 menit.
Sepintas terlihat sudah benar, tetapi kalimat-kalimat tersebut ternyata tidak jelas. Apakah menyempurnakan postingan itu sebelum makan siang atau setelah makan siang? Dan dimana aku akan melakukannya? Sehingga perlu diubah kalimatnya menjadi:
✓ Sebelum MENUTUP LAPTOP untuk makan siang, aku akan MENYEMPURNAKAN POSTINGAN DI BLOG ATAU CHANNEL selama 15 menit di LAPTOPKU, atau di HP masih duduk di KURSI KERJAKU.
Maka, ke gak jelasan menguap.
Kebiasaan seperti "membaca lebih banyak" atau "menulis lebih baik" adalah aksi yang baik, akan tetapi perintah tersebut tidak mengakomodasi tentang bagaimana dan kapan dieksekusi. Haruslah spesifik dan rinci, seperti:
✓ Setelah menutup jendela di ruang tamu.✓ Setelah naik ke tempat tidur di kamar tidur.✓ Setelah makan malam di ruang makan, dan sebagainya.
Semakin rapat kaitan kebiasaan menulis kita dengan isyarat yang rinci, semakin besar peluang kita mengingatnya, ketika tiba detik saat beraksi.
***
Posting Komentar untuk "#09 Cara Memulai Kebiasaan Menulis"