#11 Menjadikan ISYARAT Hal Sia-sia dan Buruk yang Menghalangi Kebiasaan Menulis tak Terlihat
Menjadikan ISYARAT
Kebiasaan Menulis TERLIHAT
Cara yang paling praktis untuk menghilangkan kebiasaan sia-sia atau buruk adalah menghilangkan penampakan adanya isyarat-isyarat yang menyebabkannya.
Di dalam contoh Daftar Penilaian Kebiasaan pada Bab #08, pelaku merasa terlalu sering membuka gawai cerdas, hanya untuk hal yang sia-sia, bukan untuk kebiasaan baik menulis, misalnya. Maka untuk meninggalkan kebiasaan sia-sia tersebut, ia bisa meninggalkan ponsel pintarnya di ruangan lain atau minta tolong istri untuk menyembunyikannya dalam jangka waktu tertentu. Menjadikan isyarat-isyarat yang memicu kebiasaan sia-sia tak terlihat. Isyarat itu adalah hp itu sendiri, dan musti dilenyapkan penampakannya untuk sementara waktu.
Kesimpulannya,
kita bisa menghentikan kebiasaan sia-sia atau buruk, tetapi hampir mustahil kita mampu melupakannya.
Begitu guratan kebiasaan sia-sia dan buruk terukir di pikiran kita, kebiasaan itu nyaris tak mungkin dilenyapkan secara total, bahkan seumpama kebiasaan sia-sia atau buruk itu telah tak dilakukan dalam jangka waktu lama sekali.
Dengan demikian dapat kita fahami, bahwa teknik menolak godaan kebiasaan jelek dan menghadapinya yang seolah-olah menantangnya dengan niat kita punya motivasi kuat untuk itu, ini tidaklah efektif. Mungkin bisa, akan tetapi hanya satu atau dua kali momen saja. Namun, dalam jangka waktu panjang musykil kita dapat bertahan untuk mengatasi hasrat kebiasaan sia-sia dan buruk.
Boleh jadi perilaku kebiasaan pelecehan seksual terhadap wanita timbul karena hasrat yang dipicu dari isyarat-isyarat kewanitaan yang terlihat, dikarenakan sang lawan jenis kurangnya menjaga pandangan. Hampir mustahil seorang lelaki melupakan fitnahnya wanita. Maka, untuk mengantisipasi itu semua, sang lelaki musti menjadikan isyarat-isyarat tersebut tak terlihat dari pandangannya.
Bukankah agama telah memerintahkan kita untuk ghadul bashar yakni "menundukkan pandangan" jika ada isyarat-isyarat kewanitaan yang bukan mahram kita. Menjadikannya tak terlihat pada isyarat-isyarat tersebut.
Kebiasaan sia-sia atau buruk telah terprogram dengan kuat pada pikiran bawah sadar di masa lalu seseorang. Kebiasaan tersebut selalu siap sedia muncul ketika situasi dan isyarat-isyarat yang relevan muncul dengan tak terduga.
Seorang teman, mempunyai pengalaman mulai merokok bersama temannya yang bernama Trilaksono (nama samaran). Karena kebiasaan itu mulai ia lakukan ketika usia remaja usia 15 tahun dan ia adalah anak remaja baik-baik, maka ia masih malu-malu untuk melakukannya di hadapan orang banyak. Sehingga ia hanya merokok ketika hanya bersama Trilaksono itu, di tempat sepi pada kesempatan khusus. Akhirnya, bila setiap saat bertemu dengan Trilaksono, ia senantiasa berhasrat untuk merokok. Ketika suasananya relevan, sepi dan di waktu yang khas merokoklah mereka. Kebiasaan buruk itupun agak berkurang ketika mereka berdua berpisah untuk melanjutkan sekolah di kota yang berlainan. Kini ia bisa menghentikan kebiasaan merokok tersebut. Dan anehnya, teman tadi ketika ia ingat sosok Trilaksono, serta merta ia sangat ingat merek rokok C*mm*d*re yang pertama kali ia hisap bersama Trilaksono. Ternyata isyarat untuk merokok masih tertanam kuat, sulit dilupakan, hanya saja situasinya tidak relevan yaitu ia tidak pernah bertemu kembali dengan Trilaksono, apalagi kabar terakhir tentang Trilaksono telah tiada. Kebiasaan buruk merokok tidak teraksikan, karena tak ada hasrat, dan ketiadaan hasrat juga disebabnya tidak munculnya isyarat yang menghubungkan dengan kelakuan merokok. Yaitu sosok Trilaksono itu sendiri.
Perlu diketahui juga, bahwa kebiasaan buruk bersifat autokatalis. Apa maksudnya?
Yaitu, proses yang akan mengumpan balik pada kebiasaan buruk itu sendiri. Jika isyarat-isyarat yang dibuat dengan sengaja untuk menjauhi kebiasaan buruk tersebut, ternyata malahan mendekatkan. Ini akan menjadi bumerang bagi pelaku kebiasaan buruk tersebut. Sehingga bukannya menghilangkan perilaku buruk tersebut, justru semakin menambah kuat untuk melakukannya.
Banyak fakta terjadi. Seperti;
✓ Memperlihatkan poster dengan foto leher seseorang berlubang dengan kalimat, "Rokok membunuhmu" akan menimbulkan kecemasan bagi perokok. Sedangkan hasil yang ingin dicapai dari perilaku merokok adalah ingin pikiran segar, yakni lawan dari kondisi kecemasan. Sehingga, hal tersebut justru memicu sang perokok untuk mengambil rokok, menyalakannya dan tentu menghisapnya untuk menghilangkan kecemasan akibat poster tersebut.✓ Peneliti telah membuktikan, menunjukkan poster gambar narkoba kokain kepada pecandu selama 33 milidetik saja, sudah cukup untuk memicu pikiran untuk mencari hasil nikmatnya menggunakan obat bius tersebut kembali. Tersulutlah hasratnya.
Menjadikan tak terlihat isyarat-isyarat yang menyulut hasrat untuk melakukan kebiasaan buruk, bisa kita praktekkan untuk menghilangkan kebiasaan tersebut. Yang pada akhirnya akan mengefektifkan dalam menghidupkan kebiasaan menulis, seperti;
✓ Jika gawai cerdas kita selalu mengganggu, sering kita buka hanya untuk melihat-lihat medsos tanpa manfaat sehingga banyak pekerjaan menulis kita tertunda, maka tinggalkan hp di ruangan lain selama beberapa jam.✓ Jika bertemu, berinteraksi, baik secara daring atau luring dengan teman-teman yang telah piawai dan profesional dalam menulis, membuat kita minder. Bahkan, malah menurunkan semangat, untuk sementara waktu lebih baik kita berkumpul dengan teman-teman yang selevel dalam keterampilan menulis.✓ Jika kita terlalu banyak menghabiskan waktu untuk mengobrol sia-sia, bercanda dengan teman yang suka melakukan itu, maka batasi bertemu dengan teman tersebut, sehingga borosnya waktu karena itu bisa kita alihkan untuk kegiatan kebiasaan menulis.✓ Jika kita merasa terlalu banyak keluar uang untuk jajan mie ayam, karena itu makanan kegemaran kita, maka jangan sering melihat-lihat ragam varian mie ayam di gawai cerdas. Bahkan, jangan sering-sering lewat di depan rumah makan mie ayam favorit kita. Cari jalan lain. Sehingga kita bisa alokasikan dana kita untuk membeli buku atau kitab yang memicu naiknya taraf keterampilan kita dalam menulis.✓ Jika di telepon pintar kita banyak aplikasi game yang mendatangkan hasrat untuk memainkannya terus menerus. Sehingga menyabot waktu kita yang sebenarnya bisa kita lakukan untuk menumbuhkembangkan kebiasaan menulis, tegakan diri untuk uninstall aplikasi-aplikasi tersebut.✓ Dan banyak lagi.
Usaha tersebut, adalah lawan dari pedoman menjadikan isyarat kebiasaan menulis terlihat, diganti dengan menjadikan isyarat kebiasaan sia-sia atau buruk tak terlihat. Lenyapkan isyarat, maka kebiasaan buruk akan hilang seluruhnya, walaupun sulit dihilangkan dari ingatan. In sya Allah.
Strategi pengendalian diri yang banyak tak kita ketahui
Banyak kita lihat pribadi-pribadi yang nampak secara lahiriah, mereka adalah sosok-sosok yang menjaga betul penampilan kewibawaannya (baca: "jaim" atau jaga image). Personal ini terkesan orang yang melekat pada dirinya sifat istimewa yaitu mampu mengendalikan diri. Namun, berdasarkan penelitian ahli kepribadian, ternyata sosok-sosok tersebut tidak jauh berbeda dengan mereka yang bermasalah dalam pengendalian diri.Pernahkah kita melihat orang secara konsisten bertahan dengan kebiasaan-kebiasaan baik di tengah lingkungan yang jelek?
Jawabannya: tidak.
Lawan dari itu, orang-orang biasa yang "diliputi lingkungan baik" lebih baik dalam menata hidup mereka, sehingga mereka tidak perlu bersusah-payah menegakkan kemauan untuk mengendalikan diri. Ini berarti, mereka lebih cenderung menghindari godaan-godaan isyarat kebiasaan buruk daripada menantangnya.
Pribadi dengan kendali diri paling baik adalah sosok yang paling tak perlu menggunakannya.
Maksudnya kepriwe?
Kita lebih ringan mewujudkan kendali diri, ketika kita tidak harus sering menggunakan motivasi pengendalian diri dari dalam diri kita.
Memang benar, ketekunan, kesungguhan dan kemauan keras sangatlah dibutuhkan untuk keberhasilan suatu kebaikan.
Namun, cara mendapatkan kualitas kendali diri bukanlah menuntut agar kita menjadi orang yang lebih disiplin, tetapi dengan menciptakan lingkungan yang lebih tertib dalam menerapkan kedisiplinan.
Ini bukan berarti motivasi kuat pengendalian diri tak ada gunanya. Tetap ada fungsinya, tetapi dalam jangka pendek. Dalam jangka waktu lama, tanpa adanya lingkungan yang mendukung, lama kelamaan motivasipun luntur, melemah bagaikan tegangan listrik yang turun, membuat lampu meremang.
Nah, daripada mengerahkan energi yang akhirnya melemah, dan terus menerus memperbaruinya, lebih baik kita menyalurkan tenaga dan daya upaya untuk mengoptimalkan lingkungan.
Ketika aku mulai belajar bahasa Arab sebagai pengantar bahasa pedoman agama Islam, aku hidup di lingkungan umum. Setiap pagi jadwal belajar bahasa arab aku sendirian mendatangi guru bahasa Arab. Karena datang sendirian, maka acara belajar tersebut tidak awet. Tak sampai disitu, ketika aku pindah tempat tinggal, setiap sore pada hari jadwal belajar bahasa Arab mendatangi guru bahasa Arab yang baru. Teman-teman banyak yang aku ajak, tetapi hanya satu yang mau ikut. Akhirnya kami hanya berdua berboncengan sepeda motor berangkat ke rumah guru baru tersebut. Namun, karena hanya berdua, semangat dan motivasi belajarpun perlahan-lahan melemah.
Pada kesempatan lain, aku dan keluarga punya peluang tinggal di lingkungan teman-teman satu kajian Islam. Akhirnya kami mengadakan waktu khusus untuk belajar bahasa Arab bersama-sama di masjid lingkungan tersebut. Aneh, alhamdulillah kami bisa menyelesaikan beberapa jilid kitab belajar bahasa Arab, bahkan mampu berlanjut ke kitab-kitab bahasa Arab yang lain. Sehingga kami dapat memahami bahasa tersebut dalam waktu cepat dan semangat motivasi yang terjaga stabilitasnya.
Inilah rahasia pengendalian diri, isyarat-isyarat untuk menyulut hasrat aksi kebiasaan baik mustilah terlihat di depan mata kita. Sedangkan, kebalikannya isyarat-isyarat yang memicu hasrat kebiasaan jelek harus dilenyapkan dari pandangan.
RINGKASAN - Menjadikan ISYARAT menulis TERLIHAT
Dari pedoman pertama menjadikan ISYARAT menulis TERLIHAT, kita dapat ringkas CARA MENCIPTAKAN KEBIASAAN MENULIS sebagai berikut:
Sebagai bonus, terkait kebiasaan sia-sia atau buruk yang pada akhirnya menghambat kebiasaan menulis, berikut CARA MENGHENTIKAN KEBIASAAN BURUK:
***
Posting Komentar untuk "#11 Menjadikan ISYARAT Hal Sia-sia dan Buruk yang Menghalangi Kebiasaan Menulis tak Terlihat"