#08 Eksposisi, Ide Sendiri
1. Ide tulisan (tesis) yaitu pendapat atau opini kita, temanya haruslah sebagian besar orang /masyarakat belum mengetahui. Atau hanya sebagian kecil orang saja yang mengetahui. Contoh: teroris itu sesat, desain rumah tak harus ikut-ikutan gaya minimalis, dan sebagainya.2. Alasan-alasan (lanjaran-lanjaran) nya bisa dirinci lebih detail dalam suatu paragraf tulisan yang akan menjadi Argumentasi-argumentasi dalam Eksposisi kita ini. Dimana, alasan-alasan (lanjaran- lanjaran) tersebut akan menjadi Kalimat Utama atau Kalimat Topik dalam paragraf tersebut (Penjelasan tentang Paragraf dan Kalimat Topik akan dibahas pada bab-bab yang akan datang). Dalam hal ini, kita tak harus saat ini juga mengetahui detail argumentasi pada suatu alasan (lanjaran), tetapi setidaknya memiliki bayangan, bahwa kita mempunyai referensi entah di kitab, buku, majalah, atau yang lainnya sebagai rinciannya nanti. Berikut tabel proses kreatif ide tulisan:
Draf Kerangka Eksposisi
Kerangka Tulisan
A. Bagian Tesis
1.Intro, tentang merebaknya rumah minimalis dimana-mana.
2.Tesis dan lanjaran-lanjaran
- Tesis: Rumah yang indah tak perlu ikut-ikutan trend yang kini sedang hangat, rumah minimalis. Rumah indah adalah indah dilihat dari segala seginya dan akan lebih cantik bila tampil apa adanya.
- Lanjaran-lanjaran
1. Rumah indah adalah benar konstruksi, fungsinya, dan sehat.
2. Rumah yang indah baik kondisi dalam artian nyaman.
3. Rumah indah adalah indah bentuknya sesuai kaidah-kaidah estetika bentuk.
4. Rumah indah adalah cocok dengan karakter penghuninya.
5. Perlu diketahui juga apa sebetulnya rumah minimalis itu.
B. Bagian Argumentasi-argumentasi
1. Argumentasi 1: Kalimat Utama: Rumah indah adalah benar konstruksi, fungsinya, dan sehat.
2. Argumentasi 2: Kalimat Utama: Rumah yang indah baik kondisi dalam artian nyaman.
3. Argumentasi 3: Kalimat Utama: Rumah indah adalah indah bentuknya sesuai kaidah-kaidah estetika bentuk.
4. Argumentasi 4: Kalimat Utama: Rumah indah adalah cocok dengan karakter penghuninya.
5. Argumentasi 5: Kalimat Utama: Perlu diketahui juga apa sebetulnya rumah minimalis itu.
C. Bagian Kesimpulan
1. Kesimpulan
2. Saran-saran
Sebelum kita mulai mengembangkan Kerangka tersebut menjadi paragraf-paragraf, kita akan belajar dahulu apa itu Paragraf, syarat-syaratnya dan bagaimana membuat paragraf yang paling sederhana yaitu Paragraf Deduktif
***
Berikut penampilannya dalam bentuk tabel:
Interupsi!: Jika Sobat menggunakan smart phone, silahkan rotasi layar 90 derajat dari potret (berdiri) menjadi lanskap (rebah) untuk kenyamanan melihat tabel berikut di bawah ini.
Kerangka | Paragraf |
---|---|
Intro | Jika kita melihat, lantas masuk ke suatu rumah, spontan kita akan merasakan kesan rumah tersebut. Apa yang kita rasakan bisa kita ungkapkan berupa kata-kata atau kalimat. Kalimat itu biasanya menyatakan kondisi, sifat atau karakter rumah. Dan, sering kita jumpai rumah jaman now, komentarnya, “Minimalis eui ... keren ya.” Dimana-mana, hampir di seluruh kota-kota di Indonesia, bahkan di desa-desa. Rumah minimalis merebak, menular bagaikan virus tak terhentikan. |
Tesis | Rumah yang indah tak perlu ikut-ikutan trend yang kini sedang hangat, rumah minimalis. Rumah indah adalah indah dilihat dari segala seginya dan akan lebih cantik bila tampil apa adanya. |
Lanjaran-lanjaran | Rumah indah adalah jika benar konstruksi, fungsinya, dan sehat. Rumah yang indah juga baik kondisi dalam artian nyaman. Rumah indah adalah indah bentuknya sesuai kaidah-kaidah estetika bentuk. Dan, tentu cocok dengan karakter penghuninya. Rumah yang tampil apa adanya, cantik dan indah adalah rumah yang pada wajahnya terpancar kecantikan dari dalam. Kecantikan bukan karena polesan kosmetik. Kecantikan karena kecerdasan. Rumah yang cerdas karena kepiawaian arsitek dalam mendesain. Kita juga perlu mengetahui juga apa sih sebetulnya rumah minimalis itu, agar tidak sekedar ikut-ikutan saja. |
Argumentasi I | Rumah dikatakan indah jika benar konstruksi, fungsinya dan sehat tentunya. Jika suatu rumah dengan bentuk “minimalis” lantas tidak benar konstruksinya, ini suatu contoh saja, membangunnya asal-asalan saja, diameter besi beton yang dipergunakan tidak memenuhi syarat, adukan semen dan pasirnya pun perbandingannya tidak sesuai. Semennya dikurangi. Akhirnya, dalam jangka waktu singkat mulai terjadi keretakan-keretakan pada dindingnya. Menurut kita, kira-kira rumah seperti itu apakah bisa dikatakan indah? Misalnya, bentuknya minimalis lho! Boro-boro bilang indah, tinggal di dalamnya stres iya! Tambahan lagi, bila desain ruang-ruangnya secara fungsional tidak sesuai dengan aktifitas penghuninya. Sehingga terjadi kekacauan dalam mengatur tata-ruangnya. Perabotan tidak terorganisir. Ingin mencari sesuatu yang dibutuhkan di dalam rumah musti muter-muter menghabiskan waktu. Belum lagi, jika anggota keluarga berjumlah banyak, pagi-pagi akan terjadi keruwetan, dikarenakan seluruh anggota keluarga akan memulai kegiatan hari itu. Serentak mereka akan menggunakan kamar mandi. Antri ? Begitu pula, karena rumah tidak didesain dengan memperhitungkan bagaimana penghuni selalu sehat bila tinggal di dalamnya, semisal tidak memikirkan bagaimana orientasi bangunan rumah terhadap sinar matahari pagi yang menyehatkan. Ujung-ujungnya rumah lembap, anggota keluarga kekurangan vitamin D yang didapat dari cahaya matahari. Apalagi kita dihadapkan dengan kondisi wabah penyakit Covid-19, kebutuhan sinar matahari agar rumah sehat untuk penghuninya saat sekarang sangat-sangat darurat dibutuhkan. Belum lagi, kurangnya cahaya matahari membuat adanya penggunaan cahaya buatan dari listrik yang membuat pulsa meteran listrik lebih cepat pengisiannya. Bentuk rumah sih minimalis, apakah penghuni merasa puas dengan kondisi-kondisi seperti ini? |
Argumentasi II | Rumah dengan satus indah dalam artian sesungguhnya haruslah pula nyaman dan nikmat. Yang dimaksud dengan kenyamanan atau kenikmatan disini adalah kenyamanan fisik. Rumah minimalis kebanyakan menyontek dari rumah-rumah modern yang ada di negeri-negeri Barat. Rumah-rumah tersebut banyak memakai jendela berupa kaca-kaca tanpa bukaan-bukaan dan minim ventilasi. Mengapa? Karena keadaan negeri disana bukanlah beriklim tropis basah seperti di negeri kita. Sedangkan negeri kita dengan iklim tropis basah kaya akan kelembapan air, sehingga sangat butuh kepada aliran udara untuk mengusir uap-uap air yang membuat kita terasa “sumuk” atau panas berkeringat. Bagaimana kita merasa indah di dalam rumah yang membuat kita mandi keringat? Akhirnya banyak dipasang AC, yang akan semakin memperparah dengan terjadinya kenaikan suhu kondisi iklim lokal lingkungan sekitar. |
Argumentasi III | Rumah dengan estetika bentuk yang tidak neko-neko, juga bisa dikatakan indah yang sebenarnya. Telah cantik walaupun tanpa ornamen-ornamen yang tidak perlu. Ungkapan “form follow function” dan “less is more” adalah yang mendasari suatu bentuk yang cerdas. Sesuatu yang bermanfaat, tidak sia-sia atau mubadzir. Kecantikan rumah akan terpancar dari dalam, bukan cantik polesan. Bukan make up kepalsuan, yang sejatinya di dalamnya kering dan keropos akan konsep. Segala sesuatu yang bermanfaat tentu akan lebih abadi. Ambillah pelajaran dari suatu fungsi dalam rumah yaitu: pintu. Bagaimana jika pintu tidak bisa dibuka, atau suatu ruangan tanpa pintu? Tentu tidak ada fungsinya. Fungsi pintu justru terletak pada lobang pintu itu sendiri. Sesuatu kekosongan. Kosong itu bermanfaat, malahan. Dan, tentu membuat lancar dan indah kegiatan kehidupan manusia. |
Argumentasi IV | Rumah yang indah tentu musti pula sesuai dengan karakter penghuninya. Apakah kita akan memaksakan diri membuat rumah minimalis sementara kita suka dengan hal-hal yang etnik ? Atau apakah seorang arsitek harus memaksa kliennya untuk menerima desain rumah dengan gaya minimalis sementara klien ingin menghadirkan suasana kenangan masa kecilnya dahulu dalam rumahnya? Hal-hal tersebut akan membunuh karakter rumah sebagai karakter penghuninya. |
Argumentasi V | Agar kita tidak hanya ikut-ikutan, sebetulnya apa yang dimaksud gaya rumah minimalis? Jangan-jangan kita semua tidak tahu apa itu rumah minimalis. Hmmm, rasa-rasanya sebagian besar dari kita tidak tahu. Ya, memang kita ternyata hanya terbawa arus saja. Baik, kita akan coba cari tahu apa gaya minimalis dan kapan gaya minimalis dalam arsitektur mulai lahir. Penjelasan ini diambil dari Wikipedia. Istilah minimalis berasal dari kata "minimalism". Kata ini dalam konteks arsitektur digunakan untuk menjelaskan suatu tren dalam desain dan arsitektur dimana mempunyai makna utama "mereduksi" atau mengurangi elemen-elemen yang dibutuhkan. Desain minimalis sudah sangat terpengaruh dengan desain tradisional dan arsitektur Jepang. Sebagai tambahan, bahwa hasil karya seniman-seniman De Stijl (gerakan artistik dari Belanda yang mulai berdiri tahun 1917) adalah suatu sumber utama dalam referensi dari berbagai karya. De Stijl memperluas ide desain dengan cara ekspresi menggunakan elemen-elemen dasar seperti garis-garis, dan mengorganisasikan bidang-bidang dengan aturan-aturan yang sangat teliti dan presisi. Arsitek Ludwig Mies van der Rohe mengadopsi motto "Less is More" untuk mendeskripsikan strategi estetika dalam merancang komponen-komponen penting yang sangat banyak dari suatu bangunan untuk menciptakan suatu kesan dari "kesederhanaan" yang ekstrim. Nah, sekarang baru tahu khan apa itu gaya minimalis. Dari sini maka kita akan tahu apa itu rumah minimalis. Maka wajar saja bila kita lihat rumah minimalis mempunyai desain serba kotak, bergaris-garis tegas, material terekspos apa adanya, berunsur kayu, batu, dan kaca. Disamping itu rumah minimalis juga mempunyai konsep mereduksi (mengurangi) fungsi ruang. Jadi idealnya satu ruang hanya satu fungsi. |
Kesimpulan | Rumah indah hendaknya tidak sekedar bagus secara komposisi bentuk tetapi semestinya kuat secara kwalitas bangunan, sesuai dengan aktifitas profesi penghuninya, tidak mengundang penyakit, enak ditinggali dan menjadi diri pribadi penghuninya sendiri. Jadi, tidak harus minimalis, ya. |
Saran-saran | Berikut kita berikan sedikit tips agar desain rumah sesuai kepribadian, sehat dan nyaman bagi keluarga. - Kenalilah selera kita dan keluarga. Ini penting agar tidak mudah dipengaruhi. Tanamkan dalam diri kita dan keluarga bahwa rumah harus dapat menyokong kepentingan-kepentingan kita sekeluarga. - Banyak-banyaklah mencari informasi melalui dari berbagai media. Informasi yang lengkap akan memudahkan kita dalam memutuskan desain yang seperti apa yang sesuai dengan karakter dan kebutuhan kita. - Kumpulkan sebanyak-banyaknya contoh-contoh gambar rumah yang kita sukai. Dari semua gambar yang ada, kita seleksi mana yang benar-benar kita sukai. - Bisa juga dengan menyusun gambar, brosur, atau semua informasi dalam suatu buku. Dengan demikian akan memudahkan kita dalam memilih semua komponen yang akan menjadi bagian dari rumah kita nantinya. - Setelah kita mantap dengan semua pilihan kita, maka konsultasikan kepada arsitek kita. Karena apa-apa yang kita pilih akan menjadi bahan acuan sangat berarti bagi sang arsitek dalam mendesain rumah kita. - Terimalah saran-saran dari arsitek bila hal-hal yang kita pilih dalam desain rumah kita kurang sesuai dengan konsep arsitektur yang arsitek ajukan kepada kita.Mintalah penjelasan kepada arsitekkita apa alasan-alasan konsep tersebut. Arsitek pasti dapat menjelaskan karena dia membuat konsep dengan dasar-dasar ilmu Arsitektur yang telah ia dalami. |
Posting Komentar untuk "#08 Eksposisi, Ide Sendiri"