#17 Pengenalan Artikel
Eksposisi VS Artikel
Eksposisi dengan model kerangka tulisan yang telah kita ketahui sebelum ini, yaitu secara umum terdiri dari Tesis, Argumentasi dan Kesimpulan merupakan bentuk yang logis dan teratur dari proses berpikir kita bila ingin menyampaikan opini. Akan tetapi bentuk Eksposisi seperti itu lambat laun akan selalu membuat “kening terlipat” para pembaca. Bikin pusing aja!
Orang sekarang dengan segala permasalahan hidup mereka, mereka tidak suka menambah masalah dalam pikiran mereka dengan segala macam opini yang mereka temui di media-media khususnya media tulisan. Orang sekarang lebih senang dihibur dengan cerita-cerita yang memberikan rasa nikmat dalam perasaan mereka. Orang sekarang memang ternyata lebih suka membaca mengenai orang lain yang mempunyai nama dan alamat, mempunyai identitas jelas, bukan mengenai kebanyakan orang yang tanpa adanya kejelasan.Nah, kecenderungan orang-orang jaman now inilah yang kita bisa manfaatkan untuk memasukkan entah opini, pendapat atau pemikiran yang serius dalam bentuk yang enak dibaca, nikmat dan nyaman ditelaah di tengah-tengah banjir informasi dan kesibukan orang-orang sekarang yang serba cepat. Cerita-cerita tentang pengalaman orang lain itu kita dapat manfaatkan sebagai fakta-fakta atau bukti-bukti argumentasi dalam mendukung opini kita. Sehingga pemikiran kita mampu menelusup ke dalam benak-benak orang tanpa terasa. Semacam obat yang pahit yang dibalut balutan manis. Bagaikan bius atau racun yang merasuk ke dalam tubuh tanpa disadari oleh pemilik tubuh. Tanpa terasa orang berubah pola pikirnya setelah membaca tulisan kita. Terjadi penyegaran dalam memandang sesuatu permasalahan.
Baik, tulisan semacam itu biasa kita sebut Artikel. Dan, Artikel sebenarnya adalah mempunyai bentuk dasar Eksposisi. Artikel adalah Eksposisi dengan tampilan lain. Dengan wajah baru. Lalu apa sih, perbedaan yang mendasar antara Artikel dan Eksposisi?
Perbedaan yang paling mendasar adalah, bahwa Eksposisi sangat bersandar pada Realita, sedangkan Artikel bersandar pada Fakta. Seperti yang telah dipaparkan diatas fakta itu adalah cerita atau kisah pengalaman orang lain sebagai bukti dalam argumentasi untuk menopang opini kita. Lantas, apa perbedaan Realita dan Fakta?
Realita itu adalah apa-apa yang terjadi pada umumnya, apa-apa yang lazim atau semestinya, apa-apa yang telah sama-sama diketahui orang pada umumnya.
Lalu kalau Fakta, itu apa ?
Coba bedakan tulisan di bawah ini, sehingga jelas perbedaan antara realita dan fakta.
(Kejadian nyata yang penulis alami di tahun 2003)
Realita
Dahulu, kereta api kelas ekonomi banyak yang sudah "bodol", kebersihannya jangan ditanya. Di lantai kereta api banyak bertebaran segala macam sampah dan debu. Para penumpang selalu berdesakan. Ada pula banyak tukang copet di dalamnya, dan mereka tidak perduli, lelaki, wanita, tua, muda jika lengah pasti dicopet. Meskipun ada penjaga keamanan berseragam tentara, sepertinya pencopetan tetap berlangsung dan telah menjadi kejadian biasa sehari-hari.
Fakta
Ketika aku akan menaiki kereta api kelas ekonomi jurusan Manggarai - Madiun pada waktu yang telah lama berselang, di pintu gerbong masuk aku berdesakan dengan penumpang-penumpang yang lain. Aku bersegera melepaskan diri dari berjubelnya penumpang di area pintu itu, agar segera mendapatkan tempat duduk.
Sesampainya di tempat duduk, aku duduk dan aku sungguh terkejut. Terasa tas pinggang kecilku menjadi ringan. Cepat aku raba tas pinggangku, ternyata resleting tas itu telah terbuka. Aku lebih terkejut lagi, ketika ternyata penghuni tas pinggang itu telah 'menguap' entah kemana. Padahal tas pinggang itu aku ikat di pinggangku, dan terletak di bagian depan, menempel di perutku.
"Pasti ada copet, di pintu masuk gerbong tadi," pikirku sambil termanggu lemas. Ya sudah, aku pasrah. Uang, KTP, karcis kereta api dan lain-lain di dalam dompet itu juga. Entah barang-barang itu sekarang dimana. Tentu saja dalam genggaman pencopet tersebut. Allah Musta'an.
Aku segera melaporkan kejadian yang aku alami kepada bagian keamanan yang berseragam hijau tentara, yang baru saja lewat berpatroli dari gerbong ke gerbong. Bagaimana tidak, jika ada pemerikasaan karcis oleh petugas kereta api, dan karcis telah terbang kemana bersama dompetku. Apakah aku akan disuruh turun pada stasiun pemberhentian berikutnya? Gawat!
Suasana di dalam kereta api, makin membuatku gundah gulana. Di lantai kereta api berserakan sampah. Udara dalam gerbong kelas ekonomi ini sangat panas karena penumpang penuh sesak. Tapi, masih mending, Alhamdulillah, aku dapat tempat duduk di dekat jendela.
Ketika kereta api mulai berangkat, datanglah serombongan petugas kereta api memeriksa karcis para penumpang kereta api. Aku lihat tentara yang tadi aku lapori beserta mereka. Alhamdulillah, aku akan mempunyai saksi dalam hal ini.
Giliran aku yang diperiksa, maka aku sampaikan kejadian yang aku alami kepada petugas pemeriksaan, sambil menunjuk tentara itu dan berkata, "Mas itu yang sudah saya lapori."
"Ini mas dompetnya," kata tentara itu sambil menyerahkan dompet yang tidak asing lagi bagiku.
"Lho, kok bisa ketemu mas?" tanyaku terheran-heran.
"Biasa, kalau copet sudah 'nyopet' dompetnya dibuang ke WC."
Biasa? Wah, aku tidak habis pikir! Dahiku langsung berkerut.
***
Artikel selalu berusaha lebih faktual. Artikel tidak akan bercerita mengenai apa-apa yang terjadi pada umumnya, tapi apa yang terjadi pada orang-orang tertentu yang penulis ketahui.
Caranya, dari orang banyak pada umumnya yang mengalami kejadian sama (realita), lalu penulis berusaha mencari kejadian nyata (fakta) yang terjadi pada dirinya atau satu, dua orang, dan pengalaman dirinya atau orang-orang ini dipakai sebagai bahan artikelnya. Bisa dipakai sebagai tesisnya, atau argumennya (kelas-kelas), atau bahkan sebagai kesimpulannya.
Perbedaan di atas, akan menghantar kita pada perbedaan kedua, yaitu bahwa dalam eksposisi penulis sendirilah yang menguraikan, mengungkapkan serta membuktikan tesisnya. Akan tetapi, di dalam Artikel penulis "menyuruh orang lain" menguraikan, mengungkapkan serta membuktikan tesisnya.
Dalam artikel, "menyuruh orang lain" ini adalah suatu keharusan, karena inilah yang akan menjadikan artikel lebih masuk akal, lebih enak dibaca, dan penulisnya tidak terlihat sok pintar. Jadi penulisan artikel banyak menceritakan atau mengutip pengalaman pribadi-pribadi tertentu yang diketahuinya.
Perbedaan lain adalah, Artikel tidak terikat dengan kerangka tertentu layaknya Eksposisi. Kita bisa membuat artikel dalam bentuk narasi (cerita), bisa juga sama dengan eksposisi, atau deskripsi atau bahkan gabungan dari itu semua.
Misal, dalam bentuk Deskripsi yang menggambarkan sesuatu dengan kata-kata seperti Artikel Perjalanan seseorang untuk mengekspos suatu daerah pariwisata, bisa juga dalam bentuk Eksposisi seperti mengajarkan sesuatu (resep dan artikel tutorial), atau bentuk yang lebih mutakhir yang sekarang disebut dengan New Journalism (Jurnalisme Baru) atau Jurnalisme Sastra, Non-Fiction Novel (Novel Non-Fiksi) dan sebagainya.
Masih ada satu lagi perbedaan, yaitu membaca Eksposisi kita seperti diajari, digurui bahkan terkadang dihasut. Sedangkan membaca Artikel kita akan merasa dihibur, karena yang diceritakan adalah pengalaman-pengalaman nasib kesaksian sosok-sosok yang hidup.
***
Tugas Latihan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
- Sebutkan perbedaan yang paling mendasar antara Eksposisi dan Artikel! Mengapa demikian atau apa alasannya?
- Sebutkan pula perbedan-perbedaan lainnya antara Eksposisi dan Artikel!
Posting Komentar untuk "#17 Pengenalan Artikel"