#02 Bidang-bidang Deskripsi Orang yang tampak
Eits! sebentar ... sudah baca postingan Deskripsi Orang (1) belum? Jika belum KLIK /TAP > DI SINI . Jika sudah abaikan. Yuk! lanjut baca.
Setelah kita mengetahui segala permasalahan dalam Deskripsi Orang, serta perlu adanya seleksi unsur-unsur untuk penekanan kesan tertentu (impresionistis) pada penggambaran seorang tokoh, maka dapatlah dikemukakan beberapa segi atau bidang untuk mengungkapkan deskripsi orang. Untuk postingan kali ini, kita fokuskan bidang-bidang yang nampak terlihat secara lahiriah, yaitu Bidang Fisik, Bidang Milik dan Bidang Tindakan.
Bidang Fisik
Bidang pertama adalah deskripsi mengenai bentuk fisik seseorang. Tujuan deskripsi bidang fisik adalah untuk menampilkan gambaran yang sejelas-jelasnya tentang keadaan tubuh seorang tokoh, sehingga para pembaca dapat memperoleh suatu penggambaran yang tidak samar tentang orang itu. Dengan merekam gambaran tersebut dalam imajinasi para pembaca, para pembaca mampu mengenali tokohnya kembali andaikata mereka "menjumpai" dalam kisah pada suatu kesempatan berikutnya, yaitu bisa jadi pada paragraf, fragmen, momen atau episode-episode berikutnya.
Si Hendrik misalkan, dilukiskan sebagai seorang yang bertubuh jangkung, bermata binar, berhidung mancung, memiliki tahi lalat di atas bibir sebelah kanan, rambutnya lurus, dan seterusnya. Maka, deskripsi seperti ini lebih banyak bersifat objektif, penulis tidak berusaha memberi penekanan nilai tertentu terhadap unsur-unsur deskripsinya.
Sehingga, penulis sejatinya dapat menggunakan bahasa kiasan untuk memberi impresi tertentu pada pembaca, demikian juga unsur-unsur perbandingan dapat dipakai untuk maksud yang sama.
Serentak terdengar gemerisik daun tembakau di belakang pondok pesantren, dan dehem orang.
"Itu Pak Ngadiman datang," kata Abdurrahman.
Pak Ngadiman muncul dari balik dedaunan tembakau, "Oh, panjenengan Abdurrahman. Apa kabar?"
Ia bertubuh besar, kecoklatan oleh sinar matahari. Tangannya berbulu tebal hitam. Setelah bersalaman, ia berdiri di hadapan Abdurrahman. Tangannya kasar, dan kukunya sedikit menganga kehitaman, oleh karena sering bekerja mencari rumput untuk pakan kambing. Lusuh nampak wajahnya, karena baru saja memberi makan kambing rupanya. Ia memakai baju gamis bertambal-tambal, tetapi masih terlihat robekan disana-sini. Sedang sarungnya telah tak dikenali lagi warnanya.
Walaupun disana-sini terdapat gambaran tambahan, tetapi deskripsi fisik tokoh yang dilukiskan jelas bagi para pembaca:
Ia bertubuh besar, kecoklatan oleh sinar matahari, tangannya kasar, dan kukunya sedikit menganga dan kehitaman, karena sering bekerja mencari rumput, lusuh nampak wajahnya, karena baru memberi makan kambing rupanya.
Deskripsi tentang unsur-unsur tubuh itu selalu dikaitkan dengan ungkapan tentang apa yang dikerjakannya, sehingga terasa detail, jelas, segar dan imajinatif.
Bidang Milik
Bidang berikutnya yang dapat dijadikan objek deskripsi adalah segala sesuatu yang mengelilingi atau melingkupi seseorang, misalnya pakaiannya, sandal atau sepatu yang dipakainya, rumah kediamannya, kendaraan yang dimilikinya, dan sebagainya.
Bidang pakaian, sandal atau sepatunya dapat digambarkan:
- bagaimana potongannya,
- bahannya,
- warnanya,
- frekuensi penggantiannya,
- kesukaan untuk memakai warna dan model tertentu dalam kesempatan-kesempatan tertentu,
- bagaimana model sepatunya yang terakhir,
- warna sandal kegemarannya,
- bahan sepatunya,
- buatan negeri mana,
- dan sebagainya.
- dimana letaknya,
- besarnya,
- sifatnya (permanen atau tidak, dan mewah atau biasa),
- bahan bangunan yang dipakainya,
- perlengkapannya,
- perabotnya,
- besarnya halaman,
- tamannya,
- dan semua aspek lain yang terkait dengan rumah kediamannya tersebut,
- berapa mobil yang dimilikinya,
- apa merek kendaraannya,
- keluaran tahun berapa,
- bagaimana perlengkapan kendaraannya,
- dan sebagainya.
Deskripsi bidang ini juga diarahkan kepada hanya sekedar menggambarkan keadaan yang dapat dicerap oleh pancaindera kita saja, tanpa ada maksud terselubung. Bukan, untuk meneliti tentang tokoh tersebut, atau untuk menafsir watak dan perangai orang tersebut. deskripsi ini musti benar-benar objektif. Dengan deskripsi yang bersifat objektif, maka sanggup mencapai tujuannya yaitu supaya pembaca dapat mengetahui atau mengenal tokoh tersebut.
Berikut contoh suatu cuplikan dari episode "Terpukau" :
Ketika aku kelas tiga SMP, aku punya seorang teman, kawan-kawan memanggilnya Hendrik. Dia lelaki berpostur tubuh tinggi semampai. Jika aku mengobrol dengannya, kepalaku musti agak mendongak. Tubuhnya bak peserta lomba atletik di suatu pekan olahraga tingkat nasional. Itu membuat kesan dirinya seorang yang aktif, energik, dan penuh vitalitas. Dia kelas tiga SMP Sekolah Kristen juga, akan tetapi karena tongkrongannya di atas rata-rata murid SMP, maka jika Hendrik memakai celana panjang ia seperti anak SMA, tidak ada SMP-SMPnya sama sekali!
Rambutnya lurus, tidak berombak sama sekali, tidak kaku tetapi rambutnya lemas. Jika ia berpaling, maka rambut itu bergoyang-goyang. Rambut yang seperti itu membuat semakin menarik wajahnya dan memang sejatinya ia mempunyai paras muka yang tampan. Raut mukanya yang begitu menarik itu semakin seakan magnet yang kuat, karena dia memang mudah tersenyum, tertawa, cerah, ceria dan sumringah.
Dalam hatiku berguman, tentu teman-teman perempuan yang sebaya dengannya sering melirik sembunyi-sembunyi dan menjadi bahan rumpian yang hangat, bahkan panas. O iya, menurutku teman-teman perempuannya semakin tergila-gila dengan dia karena dia sering memakai sepeda motor tril kemana-mana. Oi, betapa "ngengkeng" nya dia. "Ngengkeng" itu bahasa Bengkulu yang artinya "keren dan gagah".
Akan tetapi ternyata aku keliru! Mengapa? Kita ikuti saja bab ini, nanti kita akan tahu sendiri.
Mengapa aku mengetahui sampai sedetail itu? Tentu saja aku tahu, karena temanku itu tinggal satu komplek perumahan denganku, di komplek perumahan Nusa Indah, 3,5 kilometer dari pusat kota Bengkulu. Sehingga, aku sering berjumpa dengannya. Tidak sampai disitu, aku sering bermain dengannya, bermain apa saja.
Kutipan di atas, tidak seluruhnya mengandung deskripsi yang dimaksud, tetapi disana-sini terdapat beberapa unsur deskripsi yang melukiskan tentang hal-hal yang mempunyai kaitan dengan manusia, yaitu postur tubuh, pakaian, rambut, kendaraan, dan letak rumahnya. Unsur-unsur deskripsi semacam itu, disatukan dalam beberapa paragraf agar pembaca segera mengenali tokoh, dikarenakan impresi itulah yang ingin penulis sampaikan di awal cerita.
Namun, deskripsi seperti itu bisa juga dengan cara disebarkan di seluruh cerita, dirangkaikan dengan bagian-bagian yang paling cocok dalam pembahasannya.
Bidang Tindakan
Hal ketiga yang dapat diekspos dalam sebuah deskripsi yang objektif adalah tindak-tanduk atau perbuatan yang dilakukan oleh seorang tokoh dalam kisah. Seorang pengamat dapat mengikuti dengan cermat tindak-tanduk, perbuatan, atau gerak-gerik seseorang dari suatu tempat ke tempat lain, dari suatu waktu ke waktu yang lain. Perbuatan individu dalam situasi khas tersebut dapat menjadi momen yang efektif untuk mengolah deskripsi seorang tokoh.
Pengamatan akan menghasilkan suatu deskripsi yang detail dan cermat yang menampilkan unsur-unsur suatu tindakan, atau rangkaian tindakan-tindakan yang berlangsung dari suatu saat ke saat yang lain.
Sarmito menghindari pukulan Hendrik, lalu menendangnya hingga terjengkang.
Kalimat di atas bukanlah sebuah kalimat yang bersifat deskripsi yang menjelaskan tindak-tanduk Sarmito, sehingga kita mengetahui tentang gambaran sosok Sarmito yang pandai berkelahi. Kalimat di atas merupakan pernyataan biasa yang bersifat umum, tanpa menampilkan sifat-sifat deskriptifnya.
Penulis yang berusaha membuat deskripsi tentang peristiwa itu, harus cenderung untuk tidak memakai kata "menghindari" dan kata "menendang" dalam rinciannya. Ia harus menggambarkan gerak-gerik si Sarmito sedemikian rupa, sangat terperinci dengan segala posisi dan kwalitasnya, sehingga akhirnya para pembaca akan mengatakan bahwa rangkaian tindakan si Sarmito adalah "menghindar" dan "menendang". Maka, kalimat di atas bisa dirinci menjadi beberapa paragraf berikut ini dalam tulisan episode "Terpukau":
Hendrik telah mencapai jarak pukul, maka ia mengacungkan tinjunya. Siap menghantam kepala Sarmito.
Bukan Sarmito jika tidak merasakan kesiur angin pukulan yang sampai lebih dulu, sebelum kepalan Hendrik mendarat di wajahnya. Sarmito menggeser kepalanya sedikit. Sarmito berhasil mengelak. Tinju Hendrik melewati beberapa sentimeter di depan kepala Sarmito menebas udara kosong.
Ternyata Sarmito tidak hanya mengelak, bersamaan itu pula Sarmito melihat pertahanan Hendrik terbuka, ketika meninju udara kosong. Gak pake lama Sarmito mengangkat kakinya dan menjejakkan ke depan, tepat mengenai dada Hendrik. Hendrik terjengkang, sampai keluar dari selasar sekolah, mendarat di rerumputan yang masih basah oleh embun pagi. Bagaimana tidak, Sarmito yang besar dan tinggi itu memang lawan sebanding dengan Hendrik.
Bahasan ini, senada dengan postingan Struktur Perbuatan dalam Kisah Inspiratif hanya saja pada postingan ini dibahas terkait dengan deskripsi karakter tokoh terkait perbuatannya, sedang dalam postingan Struktur Perbuatan dalam Kisah Inspiratif membahas bahwa perbuatan itu bisa didetailkan terdiri dari sejumlah komponen.
Berikutnya yang akan kita bahas, deskripsi orang pada Bidang Perasaan dan Bidang Watak. Untuk lanjut silahkan KLIK /TAP > DISINI
Posting Komentar untuk "#02 Bidang-bidang Deskripsi Orang yang tampak"